Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Puisi | Untuk Kekasihku yang Masih Terjebak Masa Lalunya

Diperbarui: 1 Desember 2018   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: 4archive.org

Kamu yang terburu-buru. Aku yang juga keliru. Kita ternyata sama-sama tak mau tahu. Akhirnya kita cuma bisa menyalahkan waktu. 

"Mengapa tak ijinkan waktu bertamu lebih lama untuk berbincang-bincang bersama kita sebelum semua jadi tak pernah kita kira?"

Kamu yang katakan cinta. Aku yang lalu mengiyakannya.  Rupanya selama ini kita hanya sama-sama tak bisa berteman dengan kesepian saja, bukan sebenarnya-benar rasa, yang ada cuma diada-ada. 

Tidak, tidak apa-apa. Memang tidak  perlu menjadi dipaksa dan terpaksa. Toh, kita sama-sama yang melakukanya. Sama-sama berbuat salahnya meski tak ingin disalahkan juga.

Memang harus ada yang kita harus pahami,

"Bagaimana aku bisa mencintaimu hari ini jika kamu ternyata masih saja berjalan ditempatmu? Kamu yang masih menetap dan terjebak pada masa lalu dimana aku belum ada dan bahagiamu masih diciptakan olehnya."

Jadi,

Silakan urus yang belum usai saja. Bukan tentang kita lagi. Cerita ini memang cukup tak perlu dibuat panjang untuk mencari kata selesai. 

Mudah mudahan mudah, untuk kamu untuk aku, kita.

Sudah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline