Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Dari Saya, yang Belum "Move on" dari Asian Games 2018

Diperbarui: 4 September 2018   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi | https://twitter.com/KEMENPORA_RI

Dua hari berlalu, nyatanya masih ada yang tak bisa dilupakan begitu saja.

Perhelatan olahraga terbesar di Asia atau sering kita juluki dengan Asian Games  ke 18 memang sudah usai. Tentu, ada rasa senang saat melihat hasil akhir yang sudah ditorehkan para pahlawan olahraga kita. Apalagi ketika Indonesia, yang juga mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah,  melampaui target dengan menduduki peringkat 5 besar dengan jumlah total perolehan medali sebanyak 98 buah. Ya, sebuah pencapaian tertinggi yang pernah kita dapat selama mengikuti ajang olahraga ini,bukan?

Namun, ternyata rasa senang itu berdampingan juga dengan perasaan yang sebaliknya. Sedih. Sedih menerima kenyataan tidak ada lagi tontonan yang saya tunggu-tunggu lagi di televisi, seperti yang terjadi hampir dua minggu belakangan. Sedih, kenapa harus secepat ini berakhir? Sedih yang membuat susah 'move on'. Ah, saya rasa bukan saya sendiri, kamu juga? 

Dari Pembukaan yang Spektakuler sampai Penutupan yang Memorable

Jika harus membandingkan acara pembukaan dan penutupan, saya tidak akan melakukannya. Sebab, keduanya bagi saya memang bukan ada untuk dibandingkan, namun diapresiasi.

Upacara pembukaan pada tanggal 18 Agustus lalu adalah salah satu pertunjukkan spektakuler yang saya lihat meski hanya dari televisi. Tampilan yang tidak akan bosan-bosannya saya tonton berkali-kali. Pun sama halnya dengan penutupan dua hari lalu, yang membuat saya ingin menontonya lagi meski sudah tahu seperti apa yang terjadi.

Kalau pembukaan saya teringat tarian Aceh dengan ribuan penarinya yang kompak, yang juga membentuk bendera. Pada acara penutupan saya akan ingat kata Indonesia yang dibentuk dari barisan TNI dan POLRI. Jika pembukaan lebih menonjolkan keberanekaragaman  yang dimiliki Indonesia, penutupan menyuguhkan rasa berbeda dari penjuru Asia.

Pun bagi saya, perayaan penutupan kemarin bukan hanya soal pertanda berakhirnya Asian Games, namun justru membangkitkan yang lain, kenangan. Seperti kemunculan lagu-lagu india "koi mil gaya" sampai penampilan oppa suju, yang sempat ngehits dijaman saya SMA.

Harus saya akui, saya suka bagian ketika Isyana yang tetap  elegan bernyanyi ditengah hujan yang turut menemaninya. Saya ikut bahagia ketika RAN menanyanyikan lagu dan semua ikut bernanyi. Saya kagum, ketika melihat BCL dan JFlow beserta penarinya yang kompak itu, membius jutaan penonton. Saya ikut terpukau, ketika kembang api, yang entah berapa kali dinyalakan , mendadak membuat 'cerah' sekitar GBK malam itu. Saya nyaris suka semua bagian-bagiannya!

Soal betapa kagumnya saya dengan acara pembukaan sudah banyak saya tulis disini,ya.

Menonton Tiap Pertandingan dengan Perasaan yang Tidak Bisa dijelaskan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline