Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Yuk Tonton Megahnya “Sendratari Ramayana”, Agar Wisatamu ke Prambanan Tak Terlupa!

Diperbarui: 29 Agustus 2016   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anoman obong I http://yogyatrip.com/

Pernah mendengar lagu “Anoman Obong?”? Itulah bagian dari alur  cerita Ramayana yang mudah diingat.

Patah hati yang dibayar mahal,

Sudah lama saya berandai, andai saya bisa juga melihatnya. Apalagi setelah mendengar cerita Bapak yang sudah lebih dulu merasakannya. Baru kemarin, ke-andai-an itu diwujudkan juga. Melihat dan menyaksikan sendiri Sendratari Ramayana secara langsung di pelataran candi Prambanan. Ya, yang ini di pelataran candi, bukan di dalam gedung ,open air theatre!

Memang ke-andai-an itu tidak sempurna terwujud. Karena yang pernah saya minta pada Bapak adalah bukan sekadar melihat, tetapi untuk tepat di saat bulan purnama datang. Tidak apa-apa, lain kali saya janji akan datang lagi, saat sinar bulan purnama jatuh dan cahayanya memandikan saya.

Kemarin,tepat di malam minggu, saya dan Bapak tidak hanya pergi berdua. Melainkan juga bersama Ibu, kakak ,suaminya dan juga anaknya. Kami berangkat dari penginapan setelah menyelesaikan sholat maghrib karena pertunjukan akan dimulai pada pukul 19.30 WIB.

Dalam perjalanan menuju Prambanan ada yang membuat saya was-was dan sempat patah hati. Adalah hujan yang tiba-tiba mengguyur Jogja. Bukan hanya gerimis, tapi hujan yang cukup deras. Hujan yang dengan mudah dapat membuat rencana saya gagal, gagal menyaksikan sendratari dengan latar belakang candi. Huuuuh,sedih mari ber-legowo.

Sekitar pukul  19.30 WIB kami sampai di tempat pertunjukan. Suasana masih hujan, tapi hanya gerimis. Menurut informasi, pertunjukan akan ditunda beberapa waktu jika terjadi hujan, menunggu kalau-kalau menjadi reda. Seperti yang saya alami ini.

Dannnn...ya langit dibawah Candi Prambanan memang sedang berbaik hati, hujan lambat laun tak terasa lagi. Saya tidak benar-benar menjadi patah hati. Nah, sebelum pertunjukan benar-benar dimulai, beberapa orang terlihat mondar-mandir untuk “mengeringkan” panggung yang basah. Hal ini dilakukan para pemain pun dapat maksimal melakukan gerakkan, aman dan tidak ada adegan terpleset.

suasana sebelum pementasan dimulai

Pertunjukan dimulai..

Gamelan mulai ditabuh. Alunannya mulai terdengar. Pertanda , pertunjukan akan segera dimulai.

1/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline