Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

MSG Aman, tetapi Belum Tentu Menyehatkan

Diperbarui: 6 Mei 2016   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.superlife.co

Micin, merupakan istilah yang populer di dengar ditelinga masyarakat kita untuk menyebut MSG (Monosodium Glutamate) . Salah satu penambah bahan makanan yang berfungi penguat rasa ini memang idola yang selalu hadir di beberapa dapur rumah. Ya, ibarat sulap, makanan yang diberi tambahan mecin akan sedap dirasa. Lebih mantap dan rasanya makin menggoda.

Secara fisik , MSG ini berbentuk butiran putih hampir serupa dengan garam. Namun, MSG sebenarnya tidak memiliki rasa . Rasa lezat tersebut baru muncul ketika ditambahkan ke dalam makanan. Hal ini terjadi karena pada saat penambahan ke dalam makanan, akan terbentuk asam glutamat bebas yang kemudian akan ditangkap oleh reseptor otak dan akan memunculkan sensasi rasa  makanan lebih lezat dan gurih.

Lebih dari Se-Abad yang Lalu

Sudah bertahun-tahun Jepang mampu menghasilkan makanan yang lezat. Rahasia dari kelezatan itu adalah penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Kikunae Ikeda –seorang profesor di Universitas Tokyo- yang berhasil menemukan kunci kelezatan ternyata ada pada kandungan glutamat.

Rasa lezat yang kemudian dikenal dengan umami (dari bahasa jepang ; umai yang artinya lezat) menjadi rasa ke-lima setelah empat jenis rasa –manis, asin, asam dan pahit-. Setelah penemuan tersebut kemudian MSG mulai diproduksi secara massal.

Manusia vs MSG

Dari kecil, sebenarnya kita sudah terbiasa dengan paparan asam glutamat bebas (kandungan yang juga ada di MSG). Perlu diketahui asam amino yang paling banyak terkandung di Air Susu Ibu (ASI) adalah glutamat (0,02 persen). Jadi jika seorang bayi memiliki berat 5 kilogram dan mengkonsumsi 800 ml ASI setiap hari , bayi tersebut juga mengkonsumsi sekitar 0,16 gram glutamat. 

Jumlah konsumsi glutamat ( baik bebas maupun ikatan) pada orang dewasa sekitar 10 gram per hari ( 100-150 mg/kg/hari asumsi berat badan 70 kg). Konsumsi glutamat sebagai bubum MSG bervariasi di beberapa negara seperti 0,4 gram di Amerika , 1,5 gram di Jepan dan Korea dan 3 gram di Taiwan ( 6-43 mg/kg/hari).

Membuktikan penelitian sebelumnya pada hewan yang mengatakan bahwa MSG berhubungan dengan penambahan berat badan, para peneliti di Cina mencoba melakukan penelitian pada manusia. Hasilnya, ternyata konsisten. Dimana orang yang mengkonsumsi MSG sebagai penambah rasa pada makanan cenderung menjadi overweight atau obesitas dibandingkan orang yang tidak mengkonsumsi (meskipun mereka memiliki jumlah yang sama baik dari aktifitas fisik dan total asupan kalori ).  Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Jurnal Internasional, Journal Obesity.

Glutamat Sudah Ada dimakanan ini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline