Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Nutrigenomik, Menjawab Hubungan Zat Gizi dan Ekspresi Gen Kita

Diperbarui: 12 Agustus 2020   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kenapa ada orang yang makan banyak dan  mudah sekali gemuk dan ada yang tetap saja stabil? 

***

NUTRIGENOMIK, adakah disini yang pernah paling tidak mendengar kata ini? Memang kata ini masih belum begitu familiar ditelinga masyarakat kita. Karena dalam perjalanannya pun “nutrigenomik” masih harus melanjutkan  penelitian-penelitian selanjutnya untuk benar-benar menguatkan pemahaman.Nah, jikalau baru mendengar istilah nutrigenomik setelah membaca kata pertama ditulisan ini, mungkin ada yang harus kalian tahu apa dan bagaimana tentang nutrigenomik.

Sebelum membahas lebih jauh. Saya akan memberikan alasan kenapa menulis tentang hal ini. Ya, jangan dikira saya banyak paham tentang ini.Tulisan ini terlahir  dari proses membaca dan membaca. Walaupun pemahaman yang saya miliki pun masih sangat terbatas. Namun setidaknya, ada pengetahuan bagi yang belum mengetahuinya. Dan istilah ini pun yang membuat saya sebagai mahasiswa di jurusan gizi khusunya makin jatuh cinta berkali-kali dengan apa yang saya pelajari sekarang ini.

Nutrigenomik terdiri dari dua kata penting yaitu nutrien (zat gizi) dan genetik. Ternyata istilah ini pun tak asing bagi wikipedia. Seperti yang dijelaskan disana nutrigenomik merupakan suatu studi ilmiah yang mempelajari mengenai dinamika, regulasi dan cara dari suatu gen spesifik berinteraksi dengan suatu senyawa atau bioaktif pada suatu makanan tertentu. Nutrigenomik akan menjelaskan bagaimana makanan yang kita makan akan berpengaruh juga pada informasi genetik yang kita miliki.

Sungguh kebesaran Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan manusia dengan perbedaan gen pada masing-masing individu. Bahkan orang kembarpun yang secara fisik hampir sama memiliki gen yang berbeda. Ya, karena di dunia ini tidak ada yang memiliki gen yang sama walau bedanya hanya 0,1 persen. 

Tapi sesungguhnya, tak ada yang dibuat tanpa alasan oleh Tuhan, termasuk soal gen ini. Masih ingat bagaimana tim DVI yang mengidentifikasi para korban AirAsia dengan salah satunya  tes DNA? Ya, itu bisa saja-karena sesungguhnya DNA (yang terdiri dari gen) adalah identitas individu yang tidak akan pernah rancu dan mudah ditipu. 

Kembali lagi pada pokok pembahasan terkait nutrigenomik. Ternyata hal ini pun pernah disinggung oleh bapak Hippocrates loh , yang intinya apa yang kamu makan akan merubah informasi genetika dan dapat merubah profil metabolisme pada tiap individu yang berbeda yang pada akhirnya bisa berdampak pada pola makan dan kesehatan. Makanan yang kita makan ternyata dapat merubah sampai tingkat yang detail dari tubuh kiya.

Informasi ini memberikan konstribusi yang besar untuk memahami mekanisme sekuler dan molekuler dalam hubungan dengan diet pada penyakit tertentu. Selain itu pengetahuan tentang nutrigenomik dapat membuka jalan bagi penyusunan rekomendasi diet  yang lebih baik berdasarkan faktor genetik seorang individu. Seperti kita ketahui, saat ini yang bermunculan adalah penyakit-penyakit degeneratif (penyakit yang dipengaruhi salah satunya oleh gen) seperti obesitas, diabetes tipe-2 , penyakit jantung atau kanker. 

Lalu, bagaimana sejarah nutrigenomik ini?

Baru empat belas tahun yang lalu . Tepatnya pada tahun 2001, para ilmuwan dalam Human Genome Project mengumumkan bahwa referensi urutan gen manusia telah berhasil dipetakan. Karena penemuan ini, pengetahuan mengenai tubuh manusia pun makin terbuka. Pengetahuan tersebut mencakup informasi genetik, bukti lebih lanjut tentang interaksi antara gen dengan zat makanan dan lingkungan, dan pola ekspresi gen yang berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis

Apa yang  menjadi prinsip nutrigenomik?

Menurut Kaput dan Raymond L Rogriguex, pakar biologi mokuler dan seluler dari Universitas California mengungkapkan 5 prinsip nutrigenomik.

1. Zat makanan baik langsung maupun tak langsung berpengaruh pada genom manusia yang dalam aksinya dapat merubah ekspresi atau struktur gen.

2. Pada kondisi tertentu dan bagi beberapa individu, diet merupakan faktor resiko yang serius sebagai penyebab munculnya sejumlah penyakit,

3. Besarnya pengaruh nutrien pangan dapat menyehatkan atau menyebabkan sakit tergantung pada susunan genetik masing-masing individu,

4. Beberapa gen yang diregulasi oleh diet memainkan peran dalam inisiasi, insiden, progresi dan atau keparahan suatu penyakit kronis,

5. Konsumsi makanan yang didasarkan pada pengetahuan akan kebutuhan gizi (nutrisi) , status gizi dan genotipe individu dapat digunakan untuk mencegah, meredakan atau menyembuhkan penyakit kronis.

Nah, perkembangan nutrigenomik ini masih terus dilakukan. Mungkin untuk saat ini memang melakukan pemeriksaan gen masih dibilang jarang dilakukan di masyarakat kita karena masih tergolong cukup mahal. Namun, bukan berarti mustahil untuk masa yang akan datang , hal ini mungkin akan menjadi mudah dan murah.

Adanya nutrigenomik akan memudahkan kita untuk lebih bijak memilih zat gizi seperti apa yang sebaiknya dikonsumsi atau dihindari untuk memperoleh status kesehatan yang optimal dan terhindar dari penyakit degeneratif seperti obesitas dan diabetes tipe II. Selain itu, adanya  nutrigenomik-pun akan membantu ahli gizi dalam merencanakan diet secara individu dengan lebih spesifik karena berdasarkan pada profil gen yang ada.

You are what you eat, do not use your stomach as a trash can

Salam Bergizi,

Listhia H Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline