Lihat ke Halaman Asli

Kiat Mendidik Anak ala Imam Al-Ghazali

Diperbarui: 5 November 2018   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam mendidik buah hati banyak cara yang dilakukan orang tua, mulai dari cara yang lembut hingga cara mendidik dengan kedisiplinan yang keras. semua dilakukan orang tua demi kebaikan sang buah hati untuk menyongsong masa depan anak.

Ada pula orang tua yang mendidik anaknya ala tokoh agama, atau lebih berpedoman pada para ulama karena tidak hanya pendidikan umum tetapi pendidikan agama juga menjadi dasar untuk mendidik dan mengasuh anak. nah.. selanjutnya saya akan membahas sedikit tentang cara mendidik dan mengasuh anak ala Imam Al-Ghazali diantaranya yaitu:

a. Berikan Pemahaman

Dalam hal ini, sampaikan semua hal yang dibolehkan dan yang terlarang. Termasuk di dalamnya menyampaikan hal-hal yang prioritas dan yang boleh ditunda pelaksanaannya. Maka hindarkan mereka dari sesuatu yang sia-sia, baik terkait pembicaraan, pendengaran, pengajaran, atau hal lain yang bisa memasukkan kerusakan ke dalam jiwa anak. Dan memberikan pemahaman tidak harus dengan kekerasan karena anak akan lebih melonjak jika orang tua memberi pemahaman dengan otot. 

b. Penghargaan dan Hukuman

Jika anak-anak melakukan kebaikan, berikanlah hadiah yang patut. Tidak harus mahal, asalkan baik dan disertai ketulusan serta penghargaan yang tinggi. Berikan apa yang mereka butuhkan. Sesekali, tanyakan juga maunya. Jika kebaikan, jangan segan untuk mewujudkannya sebagai bentuk penghargaan atas prestasi yang mereka torehkan atau dapatkan. dengan seperti semangat anak juga akan terpupuk dengan baik. Jika sebaliknya, sampaikan peringatan dan hukuman. Jangan sampai anak-anak terbiasa dengan kemalasan dan keburukan lainnya, "Gini aja, ayah dan ibu tidak marah." Sebab, metode memberikan hukuman ini juga terdapat di dalam al-Qur'an berupa ancaman neraka bagi seorang hamba yang kafir dan munafik.

c. Hubungan Timbal Balik

Sebagai orang tua, perhatikanlah sikap yang bijak kepada anak. Bersikaplah pertengahan dengan pandai menempatkan diri. Jangan sampai berlebihan sehingga dicap oleh anak sebagai sosok yang galak dan tak bisa diajak diskusi, jangan pula terlalu santai sehingga diremehkan oleh anak-anak. Begitu pula yang seharusnya dilakukan oleh seorang ibu. Bersikap pertengahan, adil, dan tidak berlebihan. karena anak bersifat imitasi dari orang tua jadi sikap perkataan dan perbuatan lainnya harus benar-benar di jaga.

d. Budayakan Keterbukaan

Ajarkan dan contohkan kepada anak untuk berkata jujur, sepahit apa pun akibatnya. Sampaikan kepada mereka, bahwa sikap berterus terang hanya akan menghasilkan kebaikan. Sebaliknya, berbohong sekecil apa pun kadarnya hanya akan menimbulkan keburukan dan memiliki potensi amat besar untuk mengundang kebohongan selanjutnya. denga seperti itu anak akan bercerita sekecil apapun yang anak alami akan diceritakan pada anak, dan orang tua juga akan mengetahui perasaan atau pun kegiatan anak setiap waktunya terutama pada saat berkumpul dengan teman sebayanya. tanpa harus orang tua menunggui anak ketika bermain. karena keterbukaan ini adalah hal yang sangat penting jika anak tidak mampu terbuka dengan orang tua, mau kesiapa lagi dan takutnya jika orang tua tidak memberi pengertian maka anak akan lari pada orang lain, jika orang lain bersifat baik anak akan mendapatkan hal positif jika sebaliknya maka akan menjadi bumerang bagi anak.

ini adalah sedikit cara mengasuh anak dengan dasar para ulama.

Semoga Bermanfaat,, dan selamat membaca,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline