Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer yang Sakit Jiwa

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aku gabung kompasiana baru sebentar, diajak oleh seorang sahabat yang lebih dulu ikutan.

sekarang aku punya hobby baru, membaca tulisan dari teman teman di kompasiana. aku senang disini, nemu tulisan yang bagus dan dapat tambahan ilmu. juga aku dapat teman teman baru.

Banyak tulisan yang seru dimana mencerminkan kepribadian penulisnya. Kalau penulisnya baik maka tulisannya akan berbobot dan menyenangkan. kalau tulisannya lucu, pasti penulisnya orangnya lucu juga, itu pikiranku..

Tapi tidak semua penulis seperti itu. Ada juga yang menyebalkan. Dimana tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan selalu menjelek-jelekan orang dan memancing emosi.

Apalagi kalau tulisan kita bertentangan dengan apa yang dia mau. Waktu kita memprotes dan mengajukan apa yang kita pikir dia malah marah marah dan menggunakan kata kata yang kasar. dibalas dengan halus malah nglunjak dan besar kepala.

Bukankah di kompasiana ini untuk saling bertukar pikiran dan mendapatkan kemajuan? Jika memang gak boleh dikomentari dengan yang berbeda pendapatnya kenapa tidak sekalian dibuat tak bisa dikomentari saja tulisannya. Bukan malah komentar yang tidak suka lalu dihapus.

nah kompasianer sebaiknya berhati hati dengan orang orang seperti ini.

Dia itu sepertinya punya banyak masalah dalam kehidupannya.. dan melarikannya dengan menulis ataupun mengajak orang berantem di forum forum ataupun di media online seperti ini. Jika ada yang menentangnya maka dia akan semakin senang seolah olah ada hiburan untuknya.

hal ini sepertinya salah satu penyakit kejiwaan...
kurang perhatian dan mencari perhatian dari orang lain...

Seorang pakar psikologi dan ahli sosiolog mengatakan bahwa orang-orang yang suka mencela orang lain dan senang menjatuhkan orang lain adalah orang yang bermasalah dengan kepercayaan diri/harga dirinya sendiri. Dengan membuat orang lain terlihat buruk/rendah diri baru dia dapat merasa lebih baik.

Orang orang seperti ini cukup banyak. dan dipercaya oleh para ahli bahwa perilaku seperti ini adalah dilatar belakangi oleh keluarga yang kurang harmonis, kurangnya pujian/apresiasi dari keluarga di masa kecil (selalu dicela)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline