Ini merupakan gambar seminar ketika seminar sedang berlangsung yang mana dengan semangat yang tinggi kami mendengarkan guru besar dari Amerika yang bernama miss janet steele dan dia mengajar narative jurnalisme di salah satu Univeritas Washington USA datang Ke UIN SGD Bandung untuk berbagi ilmu katanya, dan miss janet memaparkan bahwa Jurnalisme narative lebih baik digunakan dalam breaking news karena jurnalisme sastrawi lebih ideal digunakan untuk bersifat investigasi ungkapannya.
Pendengar yang hadir ini tidak hanya mahasiswa dan mahasiswi namun para dosen banyak yang hadir ditempat ini dikarenakan ingin mengetahui pengalaman seorang wartawan jurnalistik dari luar negri apakah sama atau tidak,ternyata kata miss janet berbeda antara wartawan Indonesia dan wartawan Amerika yang mana di Indonesia sangat tertanam rapih dalam pemberitaan sebuah berita dan mempunyai norma-norma Hukum apabila keluar dari kode Etik wartawan yang terlalu bebas untuk pengungkapan sebuah peristiwa, berbeda dengan wartawan yang ada di Amerika yang mana dalam penyampaian sebuah berita sangat fulgar dan bebas untuk di sebarkan masalah tersebut sehingga tak ada batasannya.
Miss janet berharap bila sebuah berita ditulis dalam bentuk jurnalistik Sastrawi supaya menarik sipembaca yang membaca berita tersebut yang didalamnya dan sipembaca dapat membaca sebuah berita dari awal sampai akhir, memikat pembaca dalam menghadirkan tokoh, adegan dan juga setting sehingga pembaca dapat ikut merasakan kejadian tersebut.
Selain itu juga miss janet tertarik dalam mengenai jurnalistik dawah, yang mana dalam isinya mempunyai kekhasan tersendiri dan didalamnya terdapat nilai-nilai hukum yang ada dalam peraturan agama Islam yang tidak boleh semena-mena untuk membeberkan sebuah masalah dengan semena-mena atau seenaknya. Pengungkapan terakhir janet adalah jangan memakai narative apabila tidak mempunyai waktu yang lama dan tidak mempunyai informasi yang konkrit dan detail.
