Lihat ke Halaman Asli

lisnaifahsya ghina

Seorang ibu yg tetap produktif dan berdaya

contoh fenomena sensasi yang umum terjadi

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

misalkan, ketika kita berlibur bersama keluarga di daerah pegunungan menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil. Dan dengan sengaja kita mengeluarkan kepala kita dijendela mobil kita. Kita bisa melihat pemandangan hijau diluar mobil menggunakan indra penglihatan kita, kemudian kita mulai memejamkan mata untuk merasakan angin yang menerpa wajah kita menggunakan indera peraba, lalu dapat kita rasakan udara segar melalui indera penciuman kita, yang akhirnya dapat membawa presepsi tentang suasana hati yang gembira pada otak kita. Andai salah satu dari panca indera kita tidak dapat berfungsi, maka akan berbedalah presepsi kita akan liburan bersama keluarga tersebut. Belum tentu kita bisa merasakan kebahagiaan tanpa mengetahui segarnya menghirup udara di pegunungan, atau hijaunya pemandangan disana. Juga akan terjadi presepsi yang berbeda ketika kita sedang memejamkan mata untuk menghirup udara segar, lalu tanpa sengaja mendarat sampah diwajah kita. Maka kejadian tersebut mungkin akan mengurangi rasa gembira pada liburan keluarga tersebut. Hal diatas merupakan fenomena sensasi yang wajar didalam kehidupan sehari-hari.

Kadangkala seseorang melakukan sesuatu diluar kebiasaannya demi mendapatkan rasa sensasi yang berbeda dari biasanya. Misal dalam indera pengecapan yang pailng sering digunakan, yaitu dengan mencampur-campurkan berbagai rasa dalam makanan yang dimakan. Semisal memakan pisang dengan dioleskan sambal, akan menumbuhkan sensasi yang berbeda pada lidah dan perut kita. Ketika perut tidak merespon dengan baik maka akan mempengaruhi presepsi yang masuk maupun keluar pada diri kita. Ketika perut bermasalah atau kontraksi dapat mempengaruhi suasana pada diri kita. Juga dapat mempengaruhi besar-kecilnya presentase otak atau tubuh kita dalam menangkap suatu informasi dari luar, ketika perut dalam keadaan terisi penuh maupun dalam keadaan kosong. Sebagian besar orang tidak dapat berpikir dengan baik ketika perut mereka kosong. Dan sebagian besar yang lain tidak dapat berpikir dengan baik ketika perut mereka terisi dengan penuh. Mungkin karena itu lah terdapat hadits yang mengatakan “makanlah saat lapar dan behentilah sebelum kenyang” sebagai penengah kedua hal tersebut.

Intinya, fenomena sensasi yang terjadi sangat bergantung pada berfungsi atau tidaknya setiap panca indera dengan baik dan benar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline