Lihat ke Halaman Asli

lisnaifahsya ghina

Seorang ibu yg tetap produktif dan berdaya

Lingkaran Pertemanan

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertemanan macam apa yang telah terjadi dalam lingkaran ini? Seiring hari berlalu, selalu saja ada korban yang dijadikan bahan ejekan, guyonan, bahan gosip, serta sebagai tumpu akan semua kesalahan yang telah terjadi di lingkaran ini. Setiap yang berputar, pasti memiliki porosnya. Begitupula lingkaran ini. Kurasa, aku telah menemukan sosok yang disebut sebagai poros di lingkaran pertemanan ini. Ah, aku tak yakin bahwa lingkaran ini merupakan lingkaran pertemanan. Pertemanan macam apa yang selalu menyalahkan salah satu bagian dari dirinya? Saling menjatuhkan untuk mendapatkan komplotan agar dapat bertahan dilingkaran itu dengan kemewahan. Waktu satu tahun memaksaku untuk terus berada di lingkaran ini, tanpa mau tau bagaimana caraku agar tetap bisa bertahan didalamnya. Sang waktupun hanya diam menyaksikan tingkah laku 8 sosok yang masih bocah itu. Ya, aku merupakan bocah ke 5. Aku lebih sering diam menyaksikan tingkah laku sosok lain dalam lingkaran ini. Begitu memuakkan untuk diperhatikan, apalagi untuk dipedulikan. Maka, di setengah tahun pertama, aku memilih caraku untuk bertahan dilingkaran ini dengan mencari kesibukan dengan koneksi di lingkaran yang lainnya. Aku tak mau tau tentang segala hal yang terjadi dalam lingkaranku itu. Tapi, semakin aku lari, semakin aku tak mengenal sosok lain dalam lingkaranku, dan semakin memuakkan ketika aku mendengar kalimat2 yang keluar dalam interaksi mereka. Sungguh memuakkan! Suara tawa itu, tangisan, hingga umpatan-umpatan yang mereka lontarkan sungguh memuakkan di telingaku. Aku benar-benar tidak tahan! Berapakali sudah aku melihat mereka menyudutkan satu dengan yang lainnya sebagai tumpuan kesalahan. Begitu dan selalu begitu. Ingin rasanya aku menghentikannya. Tapi aku selalu tak bisa menahan rasa dongkolku pada sosok yang menjadi poros akan lingkaranku ini. Selagi aku tak bisa menahan emosi dalam diriku ini, dan menampakkan kebencian pada sang poros, maka aku akan selalu hancur! Karena 5 sosok dalam lingkaran ini ada dalam genggaman kendalinya. Aku kalah jumlah!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline