Lihat ke Halaman Asli

Lisna Nur Chairunnisa

Ibu satu putri

Menyentuh Langit

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyentuh langit

Ada sebuah masa dimana waktu berjalan begitu lambat

Kau bertanya pada lirikan angin yang berjalan semilir

Bingung oleh apa yang kau sebut impian

Dimanakah kau hendak bertemu sebuah tautan

Di antara malam, sunyi dan sebuah gurauan

Dari sebuah lubang sunyi kau terpekur, mendelik dan diam

Usah kau hiraukan tentang lidah yang tak peka

Menyebut jiwa sebagai sebuah bongkahan kosong penuh hayal

Tak ada alasan untuk menggambar bulan sabit terbalik

Tapaki jalan dan mengembang sebuah senyum

Menyentuh langit sebuah batas tak terukur

Samar di lindapnya udara malam

Sebuah titik yang kau sebut bintangmengajari satu bab indah tentang sebuah langkah

Menggantung di langit malam dihinggapi udara penuh aroma

Usah kau gugat diri yang tak mengerti

Dalam sebuah doa kau sisipkan harap

Melangkah menapaki asa hanya mengharap ridha-Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline