Lihat ke Halaman Asli

Negeri Seremonial

Diperbarui: 2 Januari 2019   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : Pixabay/city

karya : Mukhlisin Hatba

Negeri seremonial....
Tumbuh dari menabur janji
Di atas panggung kebohongan
Di setiap corong-corong kampanye
Membeli suara dari lorong ke lorong
Hingga got-got berbau sekali pun
Hanya demi sebuah kemenangan
Untuk segelintir penikmat kursi
Bukan untuk para khalayak jelata.

Negeri seremonial....
Ketika sabda dan fakta bertengkar
Ketika wajah bopeng tak bertopeng
Dipertontonkan mengadu retorika
Di televisi milik para penghasut
Di koran-koran milik para penjilat
Bak berdatang penuh sembah
Dalam hati meluap jemawa
Meledek-ledek musuh bebuyutan

Negeri seremonial....
Tempat berkuasa penikmat tahta
Hidup merampok di rumah sendiri
Menggali hutang di ladang rakyat
Mengkebiri jatah anak pertiwi
Hingga ke pelosok-pelosok negeri
Memontang-mantingkan pembangunan
Berbagi dosa secara berjamaah
Bertransaksi dari amplop ke amplop
Di sudut-sudut proyek raksasa


Negeri seremonial....
Tempat tumpangan para cecunguk
Seperti benalu di gedung rakyat
Bertahan hidup dengan menjilat
Milik kaki-kaki sang majikan
Tanpa ragu mengadaikan malu
Mengonggong menjadi tameng
Untuk disebut pahlawan kesiangan
Demi sebuah iklan pencitraan
Agar rakyat masih sudi percaya


Negeri seremonial..
Negerinya abal-abal..
Negeri para feodal..
Negeri seribu ide gagal..

Makassar, 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline