Lihat ke Halaman Asli

The Magic of Football

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14327248751234923065

Permainan satu ini sangat digemari dan menjadi favorit dari berbagai kalangan manusia di dunia ini. Mulai dari lapisan masyarakat yang hidup di pemukiman kumuh yang memanfaatkan tepi-tepi jalan bahkan di tengah jalan untuk memainkan si kulit bundar hingga tempat persewaan yang biaya mematok biaya persewaan yang saat ini digemari kalangan remaja (futsal). Itulah sepak bola, permainan yang mampu menyihir manusia di dunia ini, tidak mengenal itu laki-laki ataupun wanita.

Di Indonesia juga tak mau kalah dengan kemeriahan sepak bola dari negara lain, khususnya negara-negara Eropa (Inggris, Spanyol, dan Italia). Indonesia juga memiliki banyak klub yang juga memiliki kompetisi sendiri, namun sayangnya saat ini Indonesia sedang berduka karena tengah diuji dengan mandek- nya kompetisi nasional akibat kekisruhan yang terjadi di jajaran para pengurus pusat (sebut saja PSSI), yang dimulai dari dualisme kepengurusan hingga saat ini adanya pembekuan pengurus oleh pemerintah. Nah, menurut saya ini juga salah satu bukti bahwa sepak bola merupakan sihir yang mampu melumpuhkan manusia, sihir yang bisa berupa kebaikan berbentuk hiburan, misalnya digelarnya liga di suatu negara hingga digelarnya pagelaran sepak bola seantero jagad (World Cup) seperti yang kemarin digelar di Brasil.

Namun perlu diingat bahwa sihir juga bisa membawa petaka, contoh paling mutakhir adalah saat ini yang dialami Indonesia, gesekan yang terjadi di jajaran pengurus sepak bola nasional melahirkan dualisme hingga mandek- nya kompetisi di Indonesia, entah itu karena masalah perebutan kekuasaan dalam tubuh pengurus, ketidakmampuan pengurus dalam memberikan gelar, hingga tuduhan-tuduhan yang ditujukan pada pengurus (penulis tidak memihak satu sama lain).

Contoh sihir yang berakibat buruk lain adalah fanatisme yang melahirkan permusuhan (masih seputar sepak bola nasional), kita tentu sangat tidak asing dengan nama suporter Aremania (Arema Indonesia), Bonek Mania (Persebaya), Viking (Persib), dan The Jack Mania (Persija), Panser Biru, Snex (PSIS Semarang), Banaspati, Jetmania (Persijap), dari nama suporter yang telah disebutkan masing-masing memiliki hubungan yang spesial hingga hubungan panas. Arema versus Persebaya, Persib versus Persija, PSIS versus Persijap, bahkan Snex dan Panser Biru yang merupakan satu pendukung tim yang sama namun berbeda organisasi juga pernah bersitegang (harapan dari penulis, fanatisme yang melahirkan permusuhan kelak menjadi fanatisme yang melahirkan kreatifitas).

Kemudian kita mencoba melihat sihir sepak bola yang ada di negara-negara Eropa, tentunya ketika kita bertanya pada suporter Liverpool mengenai tragedi suram yang pernah dialami Liverpool dalam melakoni pertandingan, dua tragedi yang terkenal adalah peristiwa Heysel saat Liverpool jumpa Juventus di final European Cup di Stadion Heysel, Belgia. Saat itu keributan terjadi antara kedua suporter hingga suporter Juventus yang menghindari kejaran suporter Liverpool hingga 39 orang kehilangan nyawa karen tembok penahan rubuh, pertandingan pun pada akhirnya dimenangkan oleh Juventus dengan skor 1-0 melalui tendangan pinalti yang dieksekusi oleh Michael Platini. Hingga pada akhirnya klub asal Inggris mendapat larangan bermain di tingkat Eropa selama lima tahun, dan Liverpool sendiri mendapatkan hukuman sepuluh tahun meskipun pada akhirnya hanya menjadi enam tahun.

Tragedi kedua biasa disebut memorial Hillsborouhg, tragedi ini terjadi ketika Liverpool berjumpa dengan Nottingham Forest di semi final FA Cup di stadion Hillsborough, 96 pendukung Liverpool menjadi meninggal saat berhamburan menyelamatkan diri ketika terjadi kebakaran di salah satu bagian tribun stadion, korban meninggal disebabkan terhimpit saat menyelamatkan diri.

Harapan dari penulis adalah ketika sepak bola benar-benar mampu untuk dinikmati manusia. Sangat nyaman sekali ketika melihat wanita, anak kecil masuk dalam stadion untuk menikmati sajian magis dari sepak bola berupa gocekan bola dari pemain, kerjamsama tim yang apik, hingga aksi koreografi yang merupakan aksi kreatifitas dari organisasi suporter itu sendiri. Lambat laun memang ada beberapa suporter yang telah menunjukkan kreatifitas saat mendukung klub kebanggan mereka, namun sangat disayangkan jika jajaran atau ada oknum yang juga masih menebarkan sihir jahat dalam sepak bola, entah itu dari suporter, pemain, ataupun jajaran petinggi dari pengurus klub atau nasional, kembali lagi sangat disayangkan. Seharusnya kita (khususnya para pengurus sepak bola Indonesia) menjadikan tauladan negara-negara Eropa dalam mengembangkan sepak bola, minimal dari sektor penegakan hukum (kedisiplinan), wasit, dan juga keamanan. Karena bermula dari hal-hal tersebut akan maka akan mampu mengangkat sektor lain bahkan bukan tidak mungkin akan membuat para investor tidak segan-segan untuk mendanai klub-klub Indonesia sehingga Indonesia mampu memiliki nilai jual di mata dunia. Namun sekali lagi pengurus harus benar-benar punya iktikad baik dan berkompeten dalam pengelolaan sepak bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline