Liverpool vs Ludogorets Abnormal???
Liga champions tahun ini bakal lebih menarik dengan kehadiran pemegang 5 tropi liga champions dari ranah Inggris, Liverpool. Liverpool kembali ke kompetisi tertinggi antar klub Eropa ini setelah lima tahun absen mengikuti kompetisi tahunan ini. Dibawah asuhan Brendan Rodgers, Liverpool kembali ke kasta sebenarnya. Kopites (sebutan fans Liverpool) tentunya sangat bergembira dengan capaian tahun ini, The Kop (julukan Liverpool) menandai kembalinya ke kompetisi nomor satu Eropa ini dengan menjadi runner-up di kompetisi English Premier League (EPL).
Liverpool tergabung dalam fase grup bersama juara bertahan Real Madrid, Basel, dan juara Liga Bulgaria 2014 Ludogorets Razgrad. Pertandingan pertama Liverpool dalam fase grup ini adalah saat menjamu Ludogorets di Anfield (stadion Liverpool). Di atas kertas Liverpool tentunya dijagokan menang dan bahkan menang mudah dan dengan jumlah gol yang tidak sedikit.
Akan tetapi bola memang ditakdirkan berbentuk bulat, apapun bisa terjadi dengan bola yang bulat. Begitupun dengan pertandingan Liverpool saat menjamu Ludogorets, secara normal dengan kualitas yang dimiliki Liverpool akan dengan mudah menekuk Ludogorets di Anfield Stadium. Namun kenyataannya Liverpool tak kunjung mampu untuk menodai gawang yang dijaga oleh Milan Borjan (kiper Ludogorets). Bahkan Ludogorets juga beberapa kali merepotkan lini pertahanan yang dikawal oleh Mamadou Sakho dan pemain baru Liverpool yang baru saja didatangkan dari Southampton, Dejan Lovren.
Baru pada menit ke 82 Liverpool mampu mengoyak gawang Ludogorets melalui sepakan Mario Balotelli yang memanfaatkan umpan dari Alberto Moreno (wing back Liverpool), gol ini juga merupakan gol perdana yang diciptakan oleh Balotelli untuk Liverpool diajang resmi. Delapan menit akhir di waktu normal ini seakan akan menjadi satu-satunya gol yang memenangkan The Kop, tapi kejutan terjadi tepat saat waktu normal berakhir. Younes Hamza yang baru masuk menggantikan Roman Bezjak di menit ke 87 mengirimkan umpan terobosan yang cantik kepada Dani Abalo yang juga baru masuk di menit ke 73 menggantikan Virgil Misidjan, Abalo yang lolos dari kawalan Lovren dan juga berhasil mengecoh Simon Mignolet kemudian dengan mudah menceploskan bola ke gawang Liverpool.
Ternyata peristiwa abnormal tidak berakhir di awal menit pada waktu abnormal, memasuki menit abnormal yang ke 92, berawal umpan dari Jordan Henderson kearah depan bola mampu dikuasai Aleksandrov (pemain bertahan Ludogorets) kemudian ia melakukan back-pass kepada kiper, namun kontrol yang kurang sempurna oleh Borjan (Kiper Ludogorets) membuat bola menjadi liar dan Javier Manquillo (wing back Liverpool) yang berlari mengejar bola tersebut hingga akhirnya Borjan menjatuhkan Manquillo di dalam kotak enam belas pas. Tanpa ragu wasit menunjuk titik putih yang menandakan hadiah penalti diberikan pada Liverpool dan wasit juga memberi hadiah kartu kuning pada Borjan.
Steven Gerard yang memjadi eksekutor tendangan penalti dengan dingin menaklukkan Borjan, Gerard mengecoh Borjan dan akhirnya gol kemenangan tercipta untuk The Kop di menit abnormal. Terkadang abnormal juga membawa hal positif, seperti yang dilakukan Javier Manquillo yang terus berlari memburu bola di waktu abnormal. Liverpool memang spesialis waktu abnormal, seperti yang pernah mereka lakukan di Istanbul, Turkey. Saat final liga Champions 2005, pada babak pertama Liverpool kalah 0-3 dari Ac Milan, namun pada babak kedua Liverpool mampu menyamakan kedudukan menjadi 3-3 dan akhirnya keluar sebagai juara lewat drama adu pinalti. Inilah The Miracle of Istanbul.
YOU’LL NEVER WALK ALONE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H