Lihat ke Halaman Asli

Persembunyian Semalam

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

... ia menggeliat, menarik kedua tangannya dari dada. Bibir mungilnya menguap. Mata birunya yang sayu belum terbuka sempurna. Ya, kulihat itu dari balik rambut perak yang menutupi sebagian wajahnya. Ia menggeliat, untuk kedua kalinya,  dengan mata sembab, bekasnya menangis semalam, sepertinya. Dari situ ia keluar, dari balik ruang silau yang tak mudah dijangkau. Tempatnya mengadu hingga suaranya hilang dan terlelap tanpa sadar. Di balik ketiak Tuhan, ia bersembunyi bersama segala rasa yang masih mati.

"Tuhan, jangan bilang siapa-siapa tentang tempat ini ya...," suaranya memanja.

"Aku hanya ingin di sini hingga semuanya pergi," suara seraknya mengawali paginya yang basah.

Tanah Merah,

dalam persembunyian




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline