Radit resmi dikeluarkan dari sekolah setelah hakim menjatuhkan vonis hukuman penjara atas kepemilikan narkoba. Aku dan Adrian segera ke Lapas untuk menjenguk Radit. Dia pasti sedang tergoncang sekali batinnya, butuh teman untuk sekedar berbagi kesedihan. Aku masih tak habis pikir, mana mungkin seorang Radit melakukan hal itu?
Baca juga: Trouble Makes (8)
"Bagaimana kabarmu, Dit?" Sapaku.
"Baik. Kamu?"
"Aku baik juga."
"Sendiri ke sini?" Wajah Radit terlihat muram, sama sekali enggan tersenyum dan menatap mataku saat bicara.
"Diantar teman." Adrian menunggu di luar, enggan untuk ikut menjenguk.
"Kudengar Rades mengenalkanmu pada Najwa ya?"
Pertanyaan itu lunas menikam jantungku yang tidak pernah mempersiapkan diri bahwa seorang Radit akan mempertanyakannya.
"Tahu dari siapa?"