Lihat ke Halaman Asli

Tunda Menyerahmu, Sehari Saja

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Posting ini saya hadiahkan untuk Jimmy Sun...seseorang yang tidak saya kenal, kecuali lewat tulisan di blognya. Blog yang saya singgahi tanpa meninggalkan komentar :)

Saya senang dengan posting Jimmy yang berisi ajakan untuk 'menunda menyerah, sehari saja.' Saya lupa redaksionalnya (baca artikel itu sudah beberapa waktu lalu).

Intinya sih, jangan cepat menyerah ketika berjuang melakukan sesuatu hal. Kadang, kita merasa sudah melakukan banyak upaya, tapi hasil yang kita harapkan belum juga tampak. Di posisi ini, rasa ingin menyerah pasti sudah sangat menggoda. Tapi, bagaimana kalau pagi2 kita niatkan untuk menunda menyerah sehariiii saja. Dengan catatan, besok ketika bangun pagi2, ulangi lagi mantra 'menunda menyerah satu hariii saja.' Lalu, selama masa penundaan itu, kita berusaha lagi. (hahaha, jd ingat stiker yang sering saya dapati di gerobak mie ayam/bakso : sekarang bayar, besok gratis :D)

Sebenarnya ini bukan nasihat baru, juga bukan tips yang luar biasa ya...

Tapi, mungkin karena saya membacanya pada saat yang tepat, yakni ketika saya sedang tergoda untuk menyerah, jadi tips ini bisa bekerja. Beberapa waktu lalu, semangat saya untuk meneruskan usaha berjualan popok kain (cloth diaper) memang surut. Gimana enggak surut kalau jualan tapi seret lakunya? Nah, saya gugling (LAGI) soal 'tips berjualan online' dan ketemu blog Jimmy Sun itu.

Tapi memang benar lho, ketika saya menggunakan mantra 'menunda menyerah satu hari'...efeknya terasa. Semangat saya naik lagi. Dengan semangat yang naik lagi, pikiran bisa lebih fresh bekerja. Saya berusaha lagi dan saya menemukan banyak hal baru yang menyenangkan di luar jualan online. Jualannya juga jalan.Buktinya, sekarang saya harus re-stock barang lagi.

Coba kalau waktu itu saya enggak menunda menyerah....ceritanya pasti lain. Dan itu pasti cerita tentang kegagalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline