Pidato adalah suatu kegiatan berbicara di depan umum, dengan menyampaikan ide, gagasan, pikiran, ataupun informasi kepada para pendengar. Karena harus bisa didengar oleh orang banyak serta pembicaranya sering kali harus terlihat oleh pendengarnya, maka pidato harus dipersiapkan dengan baik.
Hal pokok yang harus dipersiapkan sebelum berpidato adalah persiapan mental untuk menghadiri para hadirin yang tidak sedikit jumlahnya dan persiapan yang menyangkut materi yang akan disampaikan.
Terdapat satu pameo di kalangan para ahli pidato, atau orator atau retor yang digunakan sebagai sebagai pegangan yang berbunyi sebagai berikut: "Qui ascendit sine labore, descendii sine honore."
Artinya: ''Siapa yang naik tanpa kerja, akan turun tanpa kehormatan."
Makna dari pameo tersebut adalah bahwa seseorang yang berpidato tanpa melakukan persiapan, akan mengalami kegagalan; jika gagal, berarti kehormatannya akan jatuh. Oleh karena itu, seseorang sebelum naik ke mimbar harus melakukan persiapan terlebih dahulu secara saksama.
Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul "Retorika Modern: Pendekatan Praktis", terdapat empat metode dalam berpidato yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, yaitu sebagai berikut.
1. Impromptu
Pidato impromptu disampaikan tanpa persiapan dan tidak menggunakan naskah.
2. Manuskrip
Pidato manuskrip biasanya menggunakan naskah yang dibaca dari awal sampai akhir.
3. Memoriter
Jenis pidato ini biasanya ditulis terlebih dahulu yang kemudian dalam penyampaiannya diingat kata demi kata.
4. Ekstemporan
Dalam penyampaiannya, pembicara tidak menggunakan naskah atau teks. Oleh karena itu persiapan yang dilakukan harus benar-benar baik dan matang.