Lihat ke Halaman Asli

Lisa Yuliani

Mahasiswi Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Akankah Pendidikan Mengubah Perekonomian Bangsa?

Diperbarui: 13 April 2021   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejatinya pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia, yang mana pendidikan diharapkan untuk membantu mengembangkan potensial manusia itu sendiri baik berupa sikap dan perilaku atau yang disebut akhlak, softkill, dan ilmu  pengetahuan terapan lainnya. Bukan untuk manusia itu sendiri, pendidikan juga berpengaruh besar terhadap negaranya. Yang sering kita dengar bersama bahwa " jika ingin melihat negara tersebut 10 tahun kedepan, lihatlah pendidikannya saat ini. Karna pendidikan merupakan pondasi utama kemajuan suatu bangsa".

Salah satu indikator keberhasilan suatu negara bisa juga dilihat dari pertumbuhan ekonominya, tentunya pertumbuhan ekonomi ini tak lepas dari tenaga kerja, modal, serta kemajuan tekonologi. Secara umum manusialah factor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ini. Mulai dari tenaga kerja, modal diciptakan oleh manusia dan kemajuan teknologi yang dibuat oleh manusia itu sendiri yang memudahkan ia dalam bekerja. Namun, apakah semua manusia itu sama? 

Jawabannya jelas tidak, karna memang takdir manusia diciptakan berbeda-beda, tapi perbedaan itu harusnya tidak membuat kita minder dan tidak tumbuh, justru dengan perbedan kita bisa membuat dan menghasilkan hal baru. Menurut (Subroto, 2014) Manusia sebagai human capital tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja. 

Teori human capital mengasumsikan bahwa pendidikan  merupakan salah satu instrumen terpenting untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi. Semakin tinggi pendidikan masyarakat maka semakin tinggi pula tingkat produktivitas masyarakat tersebut.  Produktivitas memiliki makna bahwa orang yang produktif dia akan menghasilkan pendapatan bagi dirinya, keluarganya, dan bagi daerahnya.  Untuk menjadi manusia yang berkualitas dan produktif tentunya bukan didapatkan dari bermalas-malasan saja. Ada proses dibalik manusia produktif yang bisa meningkatkan perekonomian bagi dirinya salah satunya dengan proses pendidikan baik di dapatkan dari pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

Dengan pendidikan sebagian orang bisa hidup sejahtera. Sejahtera dalam hal keamanan, keuangan dan spritualnya. Seperti contoh Rektor yang telah melewati Pendidikan Dasar, Menengah Hingga Tinggi serta Gelar Guru Besar yang ia dapatkan, semua itu membuat ia sejahtera yang bermakna bahwa dia diberi jabatan yang ia dapatkan rumah dinas  sehingga dia aman dan nyaman untuk ia tinggali, lalu ia mendapatkan mobil dinas yang mana ia tak perlu kepanasan serta kehujanan dalam perjalanan ia, setelah itu ia memiliki ajudan yang siap membantunya dan mengawalnya sehingga dia aman kemana saja pergi. 

Namun hal tersebut belum tentu sejahtera bagi batinnya, ia haruss berpikir keras, ia memiliki tanggung jawab yang besar untuk perguruan tinggi yang ia pimpin. Jika dibandingkan orang yang tidak mengenyam pendidikan, mungkin saja mereka sejahtera dalam batinnya karna tidak memikirkan tanggung jawab yang besar tapi ia hanya memikirkan bagaimana ia makan besok. Orang yangseperti ini ia akan stag dikehidupannya, tidak ada kemauan dan kemajuan dalam hidupnya.

Seperti kita contohkan negara Finlandia, yang mana negaranya sangat maju di bagian Pendidikan namun tak hanya itu ia ditetapkan sebagai 10 besar Negara Baahagia dari seluruh dunia. Salah satu indeks penilaian nya ialah di kekuatan ekonominya. Dikutip dari laman Kompas.Com (Sherly, 2019) Negara-negara yang paling bahagia di dunia tidak harus yang terkaya, tetapi mereka yang mampu menangani ekonomi global yang tidak stabil. Finlandia telah mengalami beberapa kali kemerosotan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Finlandia mampu bangkit kembali dengan tempo yang cepat. Hanya sekitar enam persen populasi Finlandia yang hidup dalam kemiskinan dan Finlandia memiliki jumlah 'pekerja miskin' terendah di UE setelah kemerosotan ekonomi itu terjadi.

Jika dilihat dari sini, Negara Finlandia benar-benar sejahtera dan bahagia, hal tersebut tak lepas dari Sisitem Pendidikan dinegaranya yang maju. Dari sistem pendidikannya yang bagus ia mampu mencetak aoutput yang bagus yang mampu memecahkan masalah dan bersaing di dunia global untuk negaranya sehingga meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan negaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline