Malam ini, Rabu / 02 November 2022 saat menjemput kedua putri kesayangan di rumah neneknya (orangtua saya), mamak mengatakan bahwa ada paket buku yang baru tiba.
Seketika saya langsung ingat buku ini pastilah kiriman kado ulang tahun Om Jay untuk para penulis yang selalu mengikuti langkah beliau. Dunia seolah terbalik, yang ulang tahun justru memberikan kado untuk orang lain.
Pertama kali ketika saya mendapatkan informasi bahwa Om Jay menerbitkan buku solo "Kisah Om Jay 50 Tahun Menjadi Manusia", tanpa berpikir panjang saya pun langsung mengisi link yang diteruskan melalui Grup WA untuk mendapatkan buku ini. Alhamdulillah..malam ini buku Om Jay telah sampai ke tangan saya dan mulai perlahan siap dibaca.
Sedikit bercerita, pertama kali mendengar nama Om Jay dari seorang penulis bernama Bapak Sigid. Saya kenal Pak Sigid dari grup telegram Guru Pelita Dunia (GPD). Dalam grup itu Pak Sigid dan teman-teman penggiat literasi menulis artikel di blog pribadi maupun media online lainnya kemudian diteruskan ke grup media sosial.
Selama hampir 1 tahun saya mengikuti grup ini, membaca banyak tulisan dari seluruh guru di Indonesia hingga akhirnya saya memberanikan diri untuk mulai menulis di blog pribadi. Kala itu saya masih mengajar di UPTD SMP Negeri 3 Sungailiat Kabupaten Bangka (biasa dikenal Spen-Ga).
Beberapa bulan lalu, saya diajak Pak Sigid untuk bergabung dalam buku antologi bersama guru-guru se-Indonesia. Setelah buku antologi dicetak, Pak Sigid mengajak saya untuk ikut kembali menulis di antologi hingga akhirnya saya diajak menulis di Kompasiana.
Saya pun mencari tahu tentang Kompasiana dan dari sumber yang saya baca, Kompasiana merupakan blog jurnalis yang bertransformasi menjadi sebuah media warga. Jika mengambil kalimatnya Om Jay, "Kompasiana itu blog keroyokan nasional."
Semua penulis pemula sampai penulis aktif ada di Kompasiana. Saya pun diundang Pak Sigid untuk bergabung di grup WA Kompasiana. Bergabung dalam grup WA ini membuat saya tidak langsung menulis di Kompasiana, saya mulai dengan membaca banyak tulisan dari para penggiat literasi hingga dua bulan setelah itu barulah saya beranikan diri untuk mulai menulis di Kompasiana.
Artikel pertama saya (di sini) di Kompasiana menjadi penghunjung pengabdian saya di Spen-Ga sebelum akhirnya saya dipindah tugaskan ke UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat Kabupaten Bangka. Selain untuk berbagi hal (praktik baik) dengan sesama guru, Kompasiana juga menjadi wadah untuk bertemu dengan para penulis yang membawa gayanya masing-masing, salah satu diantaranya adalah Om Jay.
Malam ini saya langsung mengabari Om Jay bahwa kiriman bukunya telah tiba. Kalimat yang selama ini selalu ingin saya utarakan kepada Om Jay adalah "Sungguh sederhana namun dalam makna".