Menjadi bagian dari sebuah buku antologi bersama para penulis di seluruh tanah air adalah hal yang membahagiakan. Selain dapat berbagi cerita tentang pengalaman hidup, saya juga belajar untuk terus konsisten dalam menulis walaupun masih dalam sebuah buku antologi.
Setelah buku antologi pertama dengan judul yang sama terbit bulan Januari 2022, kemudian berlanjut di bulan Mei terbit buku antologi jilid 2. Kini..buku antologi jilid 3 kembali hadir dan masih mewarnai tema hangat “Bunga Rampai Suka Duka Menjadi ASN.”
Masih dengan kurator Bapak Sigid Purwo Nugroho, S.H., S.Pd., editor Ibu Sri Sugiastuti, desain sampul Bapak Yassin Cahyo Ramadhan, dan penerbit Oase Pustaka Sukoharjo – Jawa Tengah. Alhamdulillah dengan semangat para penulis dan khususnya tim akhirnya buku antologi Bunga Rampai Suka Duka Menjadi ASN Jilid 3 ini sampai ke tangan para pembaca di akhir bulan lalu.
Bersama penulis seluruh Indonesia, buku ini menceritakan perjuangan dalam mengikuti seleksi ASN. Ada yang sudah menyandang status ASN namun, masih banyak juga yang harus berjuang di kesempatan selanjutnya.
Sama seperti buku antologi Bunga Rampai Suka Duka Jilid 2, pada jilid 3 ini para penulis diperluas oleh kurator sehingga bukan hanya mereka yang bergelut di dunia pendidikan saja namun, lintas bidang juga hadir membagikan pengalaman hidup mereka dalam perjuangannya mendapatkan status ASN.
Ketika Pak Sigid menghubungi saya via Whatsapp mengajak kembali bergabung di jilid 3, saya pun tanpa berpikir panjang “meng-iyakannya”, padahal saat itu belum terpikir bahan materi yang akan saya tulis. Hingga saya temukan materi narasi jilid 3 ini dari sosok laki-laki hebat dalam hidup saya yaitu, Bapak saya sendiri.
Terkadang pilihan di depan jalan kita akan mengalahkan idealisme yang kita jaga sampai sekarang ini. Tidak mudah juga untuk saya memilih keputusan ini namun, saya percaya loyalitas akan menjadi pembuktian bahwa keputusan ini adalah pilihan yang terbaik. Narasi lengkapnya saya tuangkan dalam buku antologi Bunga Rampai Suka Duka Menjadi ASN Jilid 3 ini dengan judul “Titik Akhir Cinta Untuk Matematika”.
Selain narasi untuk kedua orangtua saya, buku ini juga spesial dipersembahkan untuk suami tercinta. Dukungan yang luar biasa darinya mampu mengepakkan sayap ini untuk terus semangat belajar menjadi Guru yang lebih baik lagi. Estafet semangat dan motivasi juga saya dapatkan dari kedua mertua saya. Maha Besar Allah SWT yang telah memberikan orang-orang yang sungguh luar biasa hebat dalam kehidupan ini.
Terima kasih juga untuk seluruh penulis yang terlibat, tim pengeditan hingga percetakkan, dan semua teman-teman seperjuangan di dunia pendidikan.
“Jangan pernah berhenti bermimpi dan terus juga melakukan tindakan-tindakan untuk mimpi itu. Tanpa tindakan maka, selamanya mimpi itu akan tetap menjadi sebuah mimpi.”