Lihat ke Halaman Asli

Aher Bikin Malu PKS!

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai salah satu capres yang akan didukung PKS hasil PEMIRA, Aher masih merasa berpeluang untuk menjadi CAWAPRES. Entah itu cawapres dari Jokowi atau Prabowo. Aher masih merasa yang terbaik dari calon PKS lainnya. Padahal hasil Pemilu di Jawa Barat membuktikan jika partai Aher kalah dibanding PDIP dan Golkar. Tentu saja sikap Aher ini membuktikan bahwa dia haus akan kekuasaan. Belum genap dia dua tahun menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat untuk periode ke 2 mau ditinggalkan saja Jawa Barat untuk meraih kekuasaan lebih tinggi. Padahal PKS telah terang-terangan mengecam Jokowi karena meninggalkan DKI untuk menjadi presiden. Alasan amanah bagi PKS mungkin hanya berlaku buat orang diluar PKS!

Dan apakah PKS akan mendukung Aher nantinya untuk bersanding dengan Prabowo atau Jokowi? Rasanya kecil peluang calon dari PKS untuk menjadi cawapres baik buat Jokowi atau Prabowo. Jokowi mengisyaratkan calonnya dari luar jawa dan Prabowo sepertinya lebih cocok dengan Hatta Radjasa. Mungkin sebaiknya PKS membentuk poros sendiri dengan Golkar atau Demokrat untuk dapat mengusung cawapres. Tetapi tentu saja hal itu perlu dipikirkan oleh PKS karena kemungkinan menangnya sangat kecil. PKS akan lebih melihat peluang untuk duduk dalam pemerintahan daripada memaksakan dirinya mencalonkan cawapres tetapi kalah.

Jadi apa yang dilakukan Aher dengan merasa dirinya masih berpeluang menjadi Cawapres hanya akan membuat PKS malu. Mungkin Aher tidak ingin dirinya berakhir seperti Rhoma Irama dan Mahfud MD dari PKB atau peserta konvensi partai Demokrat yang merasa diperlakukan “Habis manis sepah dibuang”. Jadi daripada PKS dicap partai yang plin-plan dan suka menjilat ludah sendiri lebih baik menyuruh Aher untuk menutup mulutnya. Daripada PKS malu dengan sikap Aher, maka lebih baik cukup perbanyak meminta jabatan menteri kepada partai koalisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline