Lihat ke Halaman Asli

Pak Prabowo Aku Merasakan Dukamu!

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semenjak 2004 engkau sudah berkeinginan menjadi presiden. Kegagalan demi kegagalan bisa engkau terima dengan lapang dada. Gagal dalam konvensi partai Golkar dikalahkan pak Wiranto di tahun 2004 dan gagal sebagai wapres mendampingi bu Megawati di tahun 2009 bisa engkau terima dengan besar hati. Tapi mengapa kegagalanmu kini menjadi presiden dengan dikalahkan oleh Jokowi seakan membuatmu tak berarti dan engkau tak bisa menerimanya?

Aku adalah pengagummu sejak tahun 2004, Pak Prabowo. Terlepas apakah engkau terlibat pelanggaran HAM atau tidak. Dan ditahun inipun sebenarnya aku hendak memilihmu, tetapi melihat orang-orang disekelilingmu aku urungkan itu. PKS yang jelas-jelas partai oportunis dan menentang para pluralis kamu jadikan sekutu utama, tentu saja dengan iming-iming yang cukup menggoda yang bisa mengalihkan keinginan mereka mencalonkan seorang wapres. PAN yang disetir oleh Amien Rais sang oportunis sejati bahkan kamu beri kesempatan utama menjadi wakilmu, apakah engkau tidak ingat pelengseran Gus Dur? Siapa tahu itu akan menimpamu kelak jika Hatta menjadi wakilmu! Belum lagi ARB engkau janjikan sebagai menteri utama, apakah itu bukan tindakan gila? Tragedi LAPINDO telah menguras uang Negara dan tokohnya begitu engkau percaya!

Pak Prabowo aku merasakan dukamu, kegagalan demi kegagalan kau alami dimasa tuamu pastilah sungguh melukaimu. Janganlah engkau bertindak gegabah lagi dengan mendengarkan para pembisik yang menyesatkanmu. Mereka hanya ingin kue kekuasaan, tak lebih! Walaupun untuk mencapainya mereka tak segan-segan  melakukan  dengan segala cara. Tapi siapa yang akan menjadi korban sebenarnya? Engkau dan rakyat Indonesia!

Jangan biarkan rasa cinta dan bangga kepadamu ini musnah hanya karena tindakanmu yang tidak kesatria. Berkaryalah untuk Indonesia tanpa harus menjadi penguasa! Sekali lagi, aku turut merasakan dukamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline