Lihat ke Halaman Asli

Lisa Selvia M.

Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Perjuangan Turis Kapal Pesiar ke Museum di Jakarta

Diperbarui: 19 April 2023   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi saat bertugas di museum Bank Indonesia

 Perjuangan Wisatawan Kapal Pesiar ke Museum di Jakarta

"Kamu mau foto dengan saya?", kata seorang wisatawan kepada kami runners di Museum Bank Indonesia dan Museum Nasional Indonesia.

Biasanya kami yang semangat 45 meminta foto bersama, eh ini tumben-tumbenanan ada yang mau pepotoan. Apakah ini akibat aura keartisan sayah mendadak muncul? -mode lagi halu.

Btw mengapa judulnya kok perjuangan? Kalau diperhatikan rata-rata mereka sudah usia lanjut. Ngga sedikit mereka berjalan memakai tongkat bahkan kursi roda. Tapi mereka bela-belain berkunjung dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

Banyak mereka yang terkagum-kagum dengan isi museum kita yang sarat sejarah Indonesia. Kebetulan wisata sejarah di dua museum yang saya sebut di atas, saya tangani saat beberapa kapal pesiar datang ke Jakarta. Mereka mempelajari banyak sejarah dan kebudayaan Indonesia. Antara lain di Museum Nasional Indonesia, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang, Taman Mini Indonesia Indah, dan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Ada yang sempat komentar betapa beruntung dia bisa mengunjungi Museum Nasional Indonesia, karena waktu itu sedang ada demo berakibat akses depan museum ditutup. Terpaksa kami putar otak, sehingga mereka harus diturun di belakang museum. Cerita lengkap di instagram sayah. Sempat tidak sempat harap diklik-maksa.

Review Hotel 
Btw, setelah lelah bertugas, bos tur selalu berikan kami fasilitas menginap di Hotel Santika, Slipi. Cakeeep, bikin makin semangat kerja. Setelah dipikir-pikir. Enak banget tuk staycation di sini. Apalagi sudah libur lebaran nih. Berhubung menginap di sana saat bekerja jadi tidak sempat foto-foto, ada sih foto-fotonya. Cuma posenya amburadul. Apa kata dunia setelah melihat penampakkan sayah tanpa filter. Hilang sudah "image" yang sudah dibangun bertahun-tahun. 

Testimoni to the point nih. Lelah hayati menghilang setelah istirahat di sini, tapi lelah hati tetap sulit terobati. Tak heran bos kami yang baik hati dan "rajin menabung" eh royal ini selalu menempatkan kami di hotel yang terpercaya. Apalagi setelah sarapan, gasss semangat kerja. Padahal sempat beberapa kali kejadian kami pulang dini hari sementara di pagi buta hari sudah harus siap bekerja. 

Restoran di Hotel Santika Premier, Hayam Wuruk (dok. Hotel Santika)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline