Dalam siaran langsung di kanal DPP-KKK pada hari Minggu siang (20/06/2021), penulis mengikuti acara Bacirita Kawanua yang diadakan oleh Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK). Mereka mengambil tema Bumbu Minahasa di Meja Makan Indonesia.
Apa korelasi antara bumbu minahasa atau bumbu masakan manado dengan ekonomi kreatif? Ternyata KKK bermaksud mendukung ekonomi kawanua atau orang minahasa rantau. Salah satu cara dengan memberikan paparan dari para narasumber yang kompeten di bidang mereka sekaligus mempromosikan bumbu minahasa. Bahkan sampai mengajak milenial untuk menanggapi langsung. Tak ketinggalan para pelaku ekonomi kreatif itu sendiri diberikan sesi khusus.
Pada pembukaan tampak wajah yang tak asing lagi di layar kaca, yaitu Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM tahun 2015-2020, Irjen Pol. (Purn.) Dr. Ronny Franky Sompie, S.H., M.H yang adalah Ketua Umum DPP KKK. Ketum memberikan waktu khusus untuk memberikan sambutan.
Mantan Kapolda Bali ini mengapresiasi acara daring ini. Sompie menjelaskan bahwa Bacirita Kawanua bertujuan untuk menggelorakan dan memperkuat semangat orang kawanua. "Terutama dalam menejewantahkan wawasan kebangsaan terutama Pancasila, dasar negara Indonesia dalam mereka kehidupan sehari-hari, khususnya di bidang ekonomi kreatif," imbuhnya.
Ternyata acara ini adalah seri kedua. Sebelumnya mereka mengambil tema Pancasila dalam Pandangan Tou Kawanua.
Bacirita Kawanua pada seri terbaru ini menghadirkan 3 narasumber yang kompeten di bidang mereka. Yaitu, Prof. Dr. Roy Sembel, MBA, seorang praktisi bisnis, edukator, trainer, komisaris, direktur di berbagai perusahaan. "Juga penggemar kuliner," tambah Roy Sembel sambil tersenyum kepada moderator Viddy Supit, saat membacakan latar belakang para narasumber.
Kemudian, Renny Octavianus Rorong, MBA, Ketua Umum Persekutuan Karyawan Kristen Oikoumene juga Wakil Ketua Umum Kawanua Sedunia sekaligus Wakil Ketua Umum V DPP KKK. Acara ini diadakan di bawah bidangnya.
Selanjutnya, Moudy Lintuuran, Ketua Departemen Ekonomi Kreatif KKK dan pemilik usaha Dapur Mami Ros.
Acara utama dimana narasumber memberikan materi secara tajam. Sesi ini ditanggapi oleh anak muda yang tergabung dalam Utu Keke Kawanua. Generasi milenial ini sempat memberikan contoh-contoh makanan bumbu minahasa modifikasi yang kiranya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.
Tak ketinggalan para pelaku ekonomi kreatif dari bumbu minahasa hadir di masyarakat Indonesia ikut berbagi tips serta pengalaman. Wanita-wanita ini ialah Sandra Wullur, dari Resto Rempah Manado juga Leifia Mamahit, pemilik Rasarica Woku Woka dan Dapoer Manado Pidis.
Sebelumnya mereka mengambil kesimpulan dari bincang-bincang ini. Antara lain; tetap kreatif dalam menghadirkan bumbu minahasa dengan segala modifikasi menu yang bisa diterima oleh selera umum dan jangan menyerah dengan berbagai rintangan terutama untuk anak muda. Serta jadikan hambatan sebagai tumpuan menuju kesuksesan.