Lihat ke Halaman Asli

Lisa Selvia M.

Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Pameran Lukisan yang Meramal Terjadinya Kerusuhan 21-22 Mei 2019

Diperbarui: 31 Mei 2019   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok @panji2895

Pemilu yang baru saja terselenggara bukannya menjadi instrumen demokrasi untuk memperoleh kekuasaan secara terhormat, tetapi menjadi alasan bersengketa. Ada pihak melancarkan tipu daya. Menebarkan kebohongan untuk membalikkan fakta.

Masifnya penyebaran hoaks dan disinformasi menyebabkan polarisasi dalam masyarakat. Bagi mereka yang mempunyai daya literasi tinggi atau yang tidak bisa membedakan antara berita palsu dan tidak akan menelan mentah-mentah informasi bohong atau misinformasi tersebut.

Pameran, sumber IG @muchtarluthfii

Berita palsu yang didesain oleh oknum-oknum digunakan untuk memengaruhi masyarakat. Hal ini kemudian dipercaya sebagai kebenaran yang dapat mengakibatkan masyarakat marah. Jika mereka sudah marah, mereka mudah dikendalikan dan diarahkan. Seperti robot yang dikendalikan dengan remote kontrol dari jarak jauh.

Sehingga bisa mengakibatkan kondisi anarki dan chaos. Bagi orang tidak lagi patuh pada peraturan, mereka bisa bertindak sendiri-sendiri membuat kekacauan. Kerusakan dan kehancuran di mana-mana bisa timbul di mana-mana. Kehidupan masyarakat yang sebenarnya tenteram, rukun, dan damai bisa terancam. Berpolitik tanpa etika dan moral hanya akan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan sesama bangsa.

Melawan hoaks, sumber @muchtarluthfii

Kondisi inilah yang menjadi perhatian dan keprihatinan seorang perwira polisi yang gemar melukis, Chryshnanda Dwi Laksana. Hal ini membuatnya resah dan gelisah. Sebagai seorang polisi tentu dia ingin masyarakat hidup rukun, tenteram, dan damai.

Sebagai sosok seorang polisi, dia melihat adanya bahaya tersembunyi yang berpotensi anarkhis dan chaos. Situasi yang sangat  membahayakan masyarakat.

Beliau adalah polisi yang gemar melukis, apa yang dilihat dan dirasakannya itu diekspresikan melalui warna, dalam lukisan. Dia menyatakan, lukisannya mengekspresikan suatu kondisi seperti yang ditulis Plato dalam bukunya The Republik. Di dalam buku tersebut diuraikan masyarakat diibaratkan sebagai binatang besar, buas, dan liar. Kesenangannya makan, minum, dan seks.  Para pawang  pengendali binatang kaum sofis atau kaum politikus. Dia tahu cara mengendalikan binatang tersebut. Tahu memberi kesukaan atau kesenangannya. Tahu kapan mengalah saat binatang itu mengamuk dan tahu mengancam dan menakut-nakuti binatang tadi. Ibarat tersebut merupakan gambaran tentang masyarakat yang bisa dikendalikan oleh sekelompok orang.

Nasehat Semar di Era Post Truth tahun 2018, sumber IG @muchtarlutffii

Ironis hal-hal yang dilukiskannya memang terjadi pada saat kerusuhan 21-22 Mei 2019 yang lalu, di mana ada sekelompok masyarakat dikendalikan oleh pihak tertentu. Situasi kerusuhan saat itu bisa diumpamakan binatang yang sedang mengamuk.

Jika melihat pada pameran lukisan Chryshnanda Dwi Laksana yang diadakan pada tanggal 20 s.d 29 Mei 2019 di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Jam 09.00 - 21.00 WIB dengan tema Rukun. Kita akan melihat keprihatinan dalam goresan-goresan yang ditorehkan. Dalam pameran ini ada terdapat sekitar 34-an lukisan, tutur Panji yang menjaga pameran ini.

Di dalam lukisan ini kadang ada sosok Semar yang melambangkan kebajikan dalam tokoh pewayangan. Terkadang juga dibubuhi tulisan dalam bahasa Indonesia atau Jawa. Tulisan tentang pendapatnya, kesannya, filosofi, dan ajaran-ajaran bijak dari masyarakat Jawa. Tulisannya memiliki relevansi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Metode melukis seperti ini sudah dilakukannya sejak beberapa dasawarsa lalu.

Brosur, sumber : @muchtarlutfii

Pameran ini dilakukan sebelum terjadinya kerusuhan tanggal 21-22 Mei 2019 yang baru saja terjadi. Lokasi kejadian kerusuhan juga ternyata tidak jauh dari tempat pameran, daerah Cikini. Terbukti, ternyata yang ada dalam keprihatinan sang pelukis, seorang Brigjen polisi benar-benar terjadi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline