Tahukah kamu kalau ada mobil bodong yang berkeliaran di Jakarta. Walau hilir mudik depan para polisi tidak diangkut alias disita. Kok bisa, ya? Eits, jangan langsung berburuk sangka. Kalau kamu coba-coba berkelakuan seperti ini, alamat diangkut kendaraan tanpa surat milikmu.
Saya kasih petunjuk lagi, yah. Mobil ini tiap hari diparkir di Gedung Joang 45. Setiap tanggal 16 Agustus dibawa konvoi pastinya tanpa takut ditilang, Justru dikawal. Karena mobil ini berpelat REP-1, aha !
Kondisi mesinnya masih bagus karena memang diservis secara berkala. Kalau coba berkunjung di Gedung Joang 45 ada di bagian belakang. Kalau diperhatikan di bagian samping mobil ada AKI yang diletakkan. Sebagai bagian dari perawatan.
Di tempat ini ada 3 koleksi mobil. Yang pertama mobil dinas pertama milik Bung Karno berpelat REP-1, lalu yang kedua berpelat REP-2 milik Moh. Hatta dan ketiga mobil Bung Karno yang terkena granat saat peristiwa Cikini pada tahun 1957.
Ada cerita unik di balik ketiga mobil ini yang akan saya ceritakan sebagai berikut.
Mobil Berpelat REP-1
Berkelir hitam dan terlihat sangar sekaligus seksi menurut saya. Sampai sekarang saja masih terlihat ganteng dan mempunyai mesin yang tangguh. Oleh sebab itu, setiap tanggal 16 Agustus dibawa keliling untuk napak tilas oleh Gubernur DKI yang sedang menjabat.
Pada tahun 1945, mobil ini adalah yang terbagus di Jakarta. Awalnya dimiliki oleh Kepala Departemen Perhubungan Bangsa Jepang. Bahasa kasarnya kendaraan ini adalah rampasan dari pihak Jepang kala itu, cerita dari pemandu lokal di Gedung Juang yang saya lupa namanya. Maafkan saya, karena terlalu asyik dengan ceritanya sampai mengabaikan nara sumber saya.
Berawal si hitam manis ini parkir di belakang kantor Departemen Perhubungan yang sekarang adalah kantor Direktorat Perhubungan Laut. Lalu terlihat oleh Sudiro yang adalah Anggota Barisan Banteng dan muncullah ilham untuknya yang harus dieksekusi saat itu, bahwa kendaraan ini cocok dimiliki oleh Presiden RI.
Jadi singkat kata Pak Sudiro meminta secara halus kepada supir mobil tersebut. Dibujuk pula agar mobil tersebut "dihadiahkan" kepadanya, lalu sang supir diberikan uang supaya pulang ke Kebumen. Transaksi berjalan lancar, kuncipun berpindah tangan. Kelihatannya kedua belah pihak senang. Lalu dia menghubungi supir kenalan untuk meminta tolong mengemudikannya ke rumah Bung Karno.
Pada saat mobil datang, mungkin suara mesin garang dalam bayangan saya. Sehingga Bung Karno keluar rumah untuk mencari suara apakah itu. Tara!!! Mobil rampasan perang dipersembahkan untuk Presiden RI-1. Sudiro berkata, "Ini mobil yang pantas untuk Presiden RI".