Lihat ke Halaman Asli

Lisa Selvia M.

Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Kiat-Kiat Agar Aman Ketika Membawa Uang Tunai Sejumlah Besar dari atau Menuju Bank

Diperbarui: 21 Juni 2017   05:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coretan Pribadi diedit aplikasi FrameUrLife

Setelah membaca berita perampokan yang mengakibatkan kematian di Daan Mogot kemarin, membuat teringat betapa seringnya saya membawa uang tunai dalam jumlah besar waktu bekerja beberapa tahun silam. Betapa tinggi resiko dirampok, karena dalam 1 hari saja saya bisa sampai 3 kali transaksi ke bank belum termasuk ke Money Changer. Untungnya bos di kantor sekarang menerapkan segala sesuatu yang berhubungan transaksi uang dilakukan secara non tunai.

Saya berikan saran ini berdasarkan pengalaman saja. Sambil mengucap syukur betapa beruntungnya saya selama belasan tahun bekerja, tidak pernah ada kejadian buruk yang menimpa.

Kiat-kiatnya adalah sbb:

  1. Waspada. Ini tips standar malah kesannya basa-basi. Jangan salah, ini menjadi dasar dari semua kiat-kiat yang saya berikan berikut ini. Ingat, orang tidak tersandung pada lubang yang besar, melainkan pada lubang yang kecil.
  2. Diusahakan jangan mampir-mampir tempat lain, langsung pergi atau langsung pulang. Kejadian ini berdasarkan pengalaman pribadi. Ada seorang perempuan yang sesudah menarik uang, dia mampir ke ATM. Uangnya yang dimasukkan dalam kantung kertas itu diletakkan di atas mesin ATM. Entah dia terburu-buru atau kebelet ke toilet.  Pergilah dia, sang "penyumbang dermawan" yang sangat baik hati itu dengan meninggalkan uang yang pasti jumlahnya sangat besar terlihat dari betapa paniknya dia bertanya tanpa basa basi  ke saya yang sedang bersedih melihat saldo di dalam ATM apakah saya menemukan "harta karun" miliknya tsb. Dan saya hanya menggelengkan kepala dengan cepat sambil memberi saran agar meminta tolong pihak bank membuka rekaman CCTV. Tapi apalah gunanya saran saya, uangnya sudah pergi tanpa bilang permisi.
  3. Kalau membawa mobil pribadi. Segera kunci mobil setelah di dalam kendaraan dan masukkan uang ke dalam laci mobil dan kunci pula biar ekstra aman. Kita tidak tahu jika ada kejadian penting yang mengharuskan keluar mobil tanpa direncanakan.
  4. Carilah tempat berhenti di tempat yang aman. Kalau memang ada kejadian penting yang mengharuskan Anda berhenti, Dan kalau membawa mobil, segera kunci setelah keluar dari kendaraan. Contoh tempat yang relatif aman dibandingkan di pinggir jalan: perkantoran, pompa bensin atau kalau sedang beruntung di tempat yang ada petugas keamanannya, bisa pos satpam/hansip/polisi.
  5. Pola waktu ke bank diacak. Diusahakan jangan selalu tanggal, hari atau waktu yang sama setiap bulannya. Biasanya mereka, para perampok bank akan mencatat kebiasaan nasabah yang menarik dalam jumlah besar. Ditambah juga peraturan bank kalau menarik jumlah yang besar biasanya akan membutuhkan waktu lebih lama. Membuat wajah para calon korban lebih mudah dikenali dan dihafal pola kebiasaannya.
  6. Minta bantuan pihak keamanan. Dan ini pengalaman pribadi juga. Bank yang dituju hanya berjarak puluhan meter dari gedung kantor saya. Jadi saya berjalan sendirian ke sana. Di dalam bank ditawarkan secara paksa oleh teller yang prihatin kepada keberanian saya agar mau menggunakan jasa pengamanan dari bank setelah ditanya apakah saya sendirian saja dan apakah menggunakan kendaraan pribadi. Jadi pulangnya saya ditemani oleh petugas keamanan bank yang pastinya selalu dilengkapi senjata api dan diberi wejangan agar saya selalu hati-hati. Jadi terbayang seperti ini toh, rasanya jadi selebriti yang mempunyai bodyguard pribadi. Sekedar info, layanan ini gratis dari bank, tapi kalau Anda merasa ingin memberikan penghargaan di luar kata terima kasih, silahkan. Bahkan disarankan oleh pihak bank agar meminta bantuan polisi kalau dirasa perlu.
  7. Jangan Menggoda Orang Lain untuk Merampok Anda. Istilah formalnya jangan memberikan kesempatan atau mempermudah orang lain untuk merampok Anda. Kali ini pengalaman pribadi teman saya. Sebutlah si B. Dia, mempunyai orang kepercayaan yang bernama si C yang memang sifatnya cenderung cuek dan santai terhadap uang yang dibawanya. Si C ini berprinsip segala sesuatu berserah kepada takdir. Sudah bertahun-tahun tidak pernah ada kejadian buruk menimpa dengan kebiasaannya yang suka menaruh harta orang lain sembarangan, contohnya di atas sepeda motor tanpa pengawasan. Hingga kemarin dia melakukan hobi menantangnya itu di tempat parkir yang aksesnya terbuka langsung ke jalan raya dan dalam waktu tidak sampai 5 menit, rayuan penuh dosa dari ratusan juta yang bertengger di atas setang motor bebek berhasil menjebak orang-orang yang tak kuat imannya.

Demikianlah saran-saran yang cenderung berasal dari curhat dan pengalaman pribadi saya. Kalau mungkin ada yang tidak sesuai mohon dikoreksi atau ditambahkan untuk menambah pengetahuan kita.  Di akhir artikel ini, saya ucapkan turut berbelasungkawa terhadap korban-korban yang meninggal akibat perampokan entah di dalam atau di luar bank. Yang bersedih tidak hanya dari pihak keluarga dan teman korban saja, tapi dari pihak bank khususnya teller yang memberikan uang tersebut kepada korban juga ikut berduka, lagi-lagi ini berdasarkan dari cerita nyata yang saya alami.  

Tak bosan-bosannya saya ingatkan, tetap waspada ! ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline