Lihat ke Halaman Asli

Lisa Ariyani

Universitas PGRI Yogyakarta

Kebudayaan Seni Karawitan dari Yogyakarta

Diperbarui: 3 Januari 2024   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni karawitan merupakan kebudayaan yang bisa dikatakan sebagai salah satu seni tertua yang lahir dan hidup di tengah-tengah masyarakat Jawa. Karawitan berasal dari bahasa Jawa yaitu rawit, yang memiliki arti rumit, halus, dan indah. Karawitan mengacu pada genre musik gamelan Jawa yang berlaras slendro dan pelog. Alat musik yang ada dalam seni karawitan biasa disebut dengan Gamelan. Dilihat dari fisiknya, sebagian besar instrumen gamelan berbahan dasar perunggu, yang sudah di setting sehingga menimbulkan bunyi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.  

Pada awal perkembangannya seni karawitan hanya ada pada upacara-upacara besar di Keraton namun, seiring berjalannya waktu karawitan mampu dikatakan sebagai tonggak, karena seiring berjalannya waktu, seni karawitan bisa tetap berjalan bahkan dikenal oleh dunia. Seni karawitan bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan, dari segala usia. Adapun jenis-jenis karawitan yang ada diwilayah Jawa.

Yang pertama yaitu ada karawitan sekar (vokal), dimana di dalamnya lebih mengutamakan vokal dalam penyajiannya, penyaji vokal dalam karawitan biasa disebut sindhen. Yang kedua yaitu karawitan gendhing (instrumen), dimana dalam penyajiannya karawitan gendhing lebih mengutamakan permainan alat musik gamelannya, nah biasanya jenis karawitan ini digunakan sebagai pengiring, contohnya seperti mengiringi acara pernikahan di adat Jawa.  Di wilayah Jawa seorang seniman yang memainkan karawitan biasa disebut dengan wiyogo atau pengrawit. Pakaian yang dikenakan oleh seorang wiyogo atau pengrawit ialah pakaian adat Jawa yaitu Surjan untuk laki-laki dan Kebaya untuk perempuan.

Yang ketiga ada karawitan sekar gendhing, mengapa dinamakan karawitan sekar gendhing? Ya, dinamakan karawitan sekar gendhing karena pada saat penyajiannya mengkolaborasikan atau menggabungkan antara vokal dan permainan gamelannya sehingga menjadi satu kesatuan yang mengadung unsur keindahan atau estetika. Karawitan jenis sekar gendhing ini biasa digunakan sebagai hiburan atau tontonan masyarakat. Selain jenis, seni karawitan juga mempunyai beberapa fungsi, dilihat dari fungsi untuk diri pribadi, yaitu dengan bermain karawitan kita dapat menambah rasa kekeluargaan, menanamkan nilai-nilai luhur, menambah kreativitas, memupuk kerja sama dan menghilangkan rasa gundah. Mengapa demikian? Karena, seni karawitan biasanya dimainkan secara berkelompok atau bersama-sama. Nah, disana lah kita dapat memperbanyak relasi agar mendapatkan ilmu dan teman baru.

Jika dilihat dari fungsi penyajianya seni karawitan memiliki fungsi sebagai ungkapan jiwa, karena seorang seniman akan mengungkapkan perasaan atau jiwa mereka melalui seni karawitan yang akan dimainkan dengan sangat indah. Selanjutnya, adalah fungsi sebagai apresiasi, ini akan tumbuh ketika penonton atau penikmat seni telah selesai menikmati sebuah pertunjukkan seni karawitan, itu akan muncul di benak penonton tentang rasa berkesan mengenai sebuah hal yang baru.  Hiburan, seni karawitan sebagai hiburan dapat dilihat apabila penonton merasa terhibur dengan adanya pementasan atau pagelaran seni karawitan.

Adalagi, Seni karawitan sebagai komersial, seiring kemajuan zaman seseorang yang menggeluti profesi sebagai seorang seniman karawitan, bisa menjadikan seni karawitan sebagai ladang untuk mencari penghasilan. Selain memiliki fungsi, Seni Karawitan juga memiliki nilai filosofi yang terkandung di dalamnya. Nilai estetika, ketika gamelan ditabuh oleh banyak wiyaga atau dimainkan secara keseluruhan akan menghasilkan suara gamelan yang indah dan selaras. Nilai historis, Seni karawitan keberadaannya sangat erat dengan kebudayaan masyarakat jawa dimana harapan kedepannya dapat menumbuhkan semangat untuk terus menjaga budaya bangsa.

Seni karawitan sebagai nilai budaya, kebudayaan asli masyarakat Jawa yang eksistensinya tetap bertahan hingga saat ini. Nilai spiritual, pada awal perkembangannya seni karawitan sangat dikaitkan dengan upacara keagamaan sehubungan dengan perkembangan agama islam di pulau Jawa. Seni karawitan sebagai media pembelajaran dapat dilihat dari sudut pandang cara penyampaiannya, dimana karawitan menjadi salah satu seni budaya yang harus dijaga dan di lestarikan agar tidak punah.

Seni karawitan di dunia pendidikan bertujuan untuk memberikan pembelajaran tentang nilai-nilai luhur serta untuk mempertahankan kebudayaan yang ada. Tak hanya itu, pendidikan seni juga berfungsi untuk mewariskan kemampuan berkarawitan, ini dapat dilakukan oleh seniman, pelaku seni, pendidik seni atau siapapun yang mempunyai kemampuan berkarawitan dapat mengajarkannya. Dengan adanya pembelajaran seni karawitan ini, harapan kedepannya semoga khalayak muda mau dan mampu mencintai nilai kebudayaan yang ada agar nantinya seni budaya karawitan tidak hilang, bahkan bisa semakin berkembang serta menjadi salah satu media edukasi yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline