Meski MKD sudah menyatakan kasus Papa Minta Saham sudah ditutup sejak SetNov mengajukan surat pengunduran diri, namun Kejagung tetap akan memeriksa SetNov karena dugaan adanya unsur korupsi dalam Kasus Papa Minta Saham tersebut.
Kejagung pun sudah memanggil SetNov dua kali. Dan dua kali pula SetNov mangkir dari panggilan tersebut. Kuasa Hukumnya menjelaskan bahwa SetNov merasa tidak perlu lagi memberikan keterangan kepada penyidik di Kejagung karena sudah memberikan seluruh keterangan saat di MKD.
Besok, Kejagung memanggil kembali SetNov untuk ketiga kalinya. Namun apakah SetNov akan memenuhi panggilan tersebut? Jika SetNov tidak memenuhi panggilan tersebut akan terlihat bagaimana karakter SetNov yang keras kepala dan tidak bisa bersikap profesional. Dan langkah apa yang selanjutnya akan diambil Kejagung bila Setnov benar-benar tidak memenuhi panggilan untuk ketiga kalinya? Akankah SetNov dipanggil paksa? Semoga!
Setelah mundur dari Ketua DPR, kini Setnov menduduki kursi Ketua Fraksi Golkar. Dengan kedudukan barunya tersebut, SetNov dengan semena-mena mengubah susunan Fraksi Golkar. Bambang Soesatyo, Tantowi Yahya, Muhammad Misbakhun, Fadel Muhammad, Ahmadi Noor Supit adalah beberapa diantara anggota Fraksi Golkar yang terkena rotasi.
Banyak yang mempertanyakan acuan apa yang digunakan oleh SetNov dalam merombak susunan Fraksi Golkar? Dan apakah orang yang menggantikan dapat bekerja lebih baik daripada yang sebelumnya?
Bahkan banyak juga yang beropini, sikap Setnov merotasi beberapa rekannya sebagai langkah awal dirinya menguasai Fraksi Golkar guna mempermulus aksi-aksinya busuknya di kemudian hari.
Sebagai kader yang patuh dan bekerja sesuai acuan PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela) Tantowi Yahya dan sejumlah anggota Fraksi Golkar yang terkena rotasi mempertanyakan hal itu kepada Aburizal Bakrie. Sebab, menurutnya rotasi anggota Fraksi Golkar dapat dilakukan bila terjadi pelanggaran PDLT, jika tidak maka perlu dipertanyakan. Aneh jika rotasi dilakukan tanpa alasan yang jelas.
Ical pun mengaku akan membahas setelah Rapimnas Golkar. Semoga Ical dapat mengambil langkah bijak menanggapi kekisruhan SetNov ini. Kemarin Rapimnas sudah dilaksanakan, semoga Ical bersama Ketua dan pengurus Fraksi segera meninjau kembali keputusan melakukan perombakan.
Saat Rapimnas berlangsung kemarin Ical bersikap untuk tidak maju lagi sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Hingga akhirnya berhembus kabar tak sedap mengenai Setya Novanto yang akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar saat munaslab nanti. Entah apa jadinya jika isu tidak menyenangkan ini benar-benar terjadi. Semoga isu tetaplah hanya menjadi isu.
Setnov jadi Ketua Fraksi Golkar saja saya sudah tidak rela, apalagi jadi Ketua Umum Partai Golkar?