Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Mobnas Proton, Ada Impor Minyak Ilegal Sonangol

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142355868574236839

[caption id="attachment_368187" align="aligncenter" width="300" caption="http://www.kompasiana.com/dashboard/write/lakawalaboya.blogspot.com/.../realitas-politik-indonesia-pada..."][/caption]

Maraknya pemberitaan mengenai mobil nasional sedang santer di kalangan netizen di Indonesia. Semua berlomba-lomba untuk berkomentar pantas atau tidaknya Proton menjadi mobil nasional, sebelum Presiden Jokowi memberikan statement-nya tentang mobil nasional. (Baca : http://nasional.kompas.com/read/2015/02/10/05524821/Jokowi.Kalau.Mau.Bicara.Mobil.Nasional.Saya.akan.Bicara.Esemka ).

Ternyata respon para netizen di tanah air terlampau cepat, sehingga mengesampingkan fakta-fakta bahwa pemerintah masih sedang dalam tahapan uji kelayakan. Kali ini saya tidak akan berbicara soal pantas atau tidaknya. Namun ada sesuatu di balik kemunculan berita yang menghebohkan yang juga turut melibatkan AM Hendropriyono tersebut. Ada apakah?

Kemarin, (09/02/2014), Detik Finance mengeluarkan berita dengan judul “ESDM Tak Tahu Pertamina Impor Minyak Sonangol 950.000 Barel” (http://finance.detik.com/read/2015/02/09/140654/2827625/1034/esdm-tak-tahu-pertamina-impor-minyak-sonangol-950000-barel ).

Berita tersebut jelas mengatakan bahwa Menteri ESDM tidak mengetahui ada impor minyak dari Sonangol dan sudah dalam perjalanan menuju Indonesia, sedangkan segala kegiatan ekspor dan impor haruslah dilengkapi dengan dokumen-dokumen izinnya.

Sebelumnya masih terkait hal yang sama, DPR juga telah meminta pemerintah untuk transparasi soal minyak Sonangol. (Baca: http://www.jpnn.com/read/2015/01/29/284459/DPR-Minta-Pemerintah-Buka-Bukaan-soal-Minyak-Sonangol ). Namun belum ada tindak lanjut dari pemerintah, sementara publik disibukkan dengan berbagai berita yang lebih menyita perhatian seperti; Kisruh KPK vs Polri.

Ingatkah kalian bahwa pada kontroversi Naik-Turun BBM Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa pembelian minyak dari Sonangol akan menghemat anggaran karena langsung dibeli dari produsen dan mendapatkan diskon, namun di berita yang dipublikasikan oleh detik.com ESDM membantah adanya diskon seperti yang disebutkan pada saat pengumuman kenaikan BBM.

Kalian semua bisa mencari di internet, pemberitaan tersebut hanya diberitakan oleh Detik.com, tidak ada media besar lain yang mengekspose hal tersebut. Ada apakah gerangan? Apakah ada hubungannya dengan pemilik-pemilik media besar di Indonesia? Seperti yang kita ketahui bahwa pemilik media besar di Indonesia rata-rata juga merupakan pelaku politik di tanah air yang artinya, mereka juga turut bermain dalam proyek ini.

Pemilik Detik adalah Chairul Tanjung, seperti yang kita ketahui Chairul Tanjung memiliki kedekatan dengan SBY bahkan pada akhir masa pemerintahannya CT sempat dijadikanMenko Perekonomian. Jika kalian lebih teliti lagi, coba cari berita-berita baik tentang SBY semua tersedia di Detik. Apakah permasalahan ini muncul karena SBY tidak mendapatkan jatah yang berarti dari pemerintahan Presiden Jokowi?

Namun hal itu hanyalah sebuah analisa. Menurut saya, kita harus mengkritisi ada apa dibalik semua itu? Mengapa media-media besar lainnya bungkam? Semoga pemerintahan Jokowi – JK dapat segera mengklarifikasi pemberitaan tersebut, jika memang ada yang tak beres harap segera dibereskan agar kepercayaan rakyat tidak lagi tersakiti. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline