Unit Mino Martani Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) yang merupakan mitra pelaksana program ChildFund International di Indonesia melalui program School Based Disaster Risk Reduction (SBDRR) melaksanakan berbagai kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di Satuan Pendidikan Kabupaten Cilacap. Hal ini menjadi penting, karena berdasarkan data Inarisk BNBP disebutkan bahwa Kabupaten Cilacap merupakan wilayah yang masuk dalam kategori tinggi untuk potensi bencana seperti cuaca ektrim, banjir, kebakaran hutan, gempa dan tsunami.
Pada hari Selasa, 17 Desember 2024 Unit Mino Martani YSBS bersama dengan 3(tiga) sekolah piloting yaitu SMP Negeri 1 Kampung Laut, SMP Negeri 2 Kampung Laut, dan SMP Negeri Satu Atap Kampung Laut mengadakan Pelatihan Comprehensive Safe School Framework (CSSF) atau Kerangka Kerja Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang bertujuan untuk melindungi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya daru kematian, cedera, kekerasan dan bahaya di sekolah sekaligus merencanakan kesinambungan pendidikan dan pelindungan dan mengurangi gangguan terhadap pembelajaran dalam menghadapi guncangan, tekanan, bahaya dan segala jenis ancaman lainnya.
Disampaikan dalam sambutan kegiatan oleh Kepala Unit Mino Martani YSBS (Lisa Indah Prasetyanti), diharapkan pelatihan ini merupakan awal yang baik bagi setiap sekolah untuk meneruskan pembelajaran CSSF dengan menyusun SOP Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang dipastikan tersosialisasi serta dipahami prosesnya oleh seluruh siswa dan tenaga pendidik sehingga dapat meminimalkan terjadinya korban akibat kepanikan atau ketidakpahaman warga sekolah jika terjadi bencana.
Bersama Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Bapak Muhammad Andrianto, Ibu Mariana Pardede, S.IP., M.Sc dan Fasilitator SPAB Bapak Raden Endro Teguh Kusuma dari Palang Merah Indonesia (PMI), perwakilan dari tiga sekolah tersebut bersama-sama diajak untuk melakukan kajian terkait dengan risiko bencana di lingkungan sekolah masing-masing dan menyusun prosedur mitigasi bencana sesuai dengan proses pemetaan risiko yang telah dilakukan di awal kegiatan.
Bapak Pratikno Subagyo salah satu pendidik dari SMP N 2 Kampung Laut Cilacap menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah yang saat penting mengingat Lokasi sekolah yang saat berdekatan dengan sungai dan potensi bencana yang cukup besar seperti banjir yang hampir dialami oleh warga sekolah lainnya. Salah satu peserta lainnya yaitu siswi SMPN 1 Kampung Laut bernama Ayumi menyebutkan bahwa pelatihan ini sangat menarik, dimana setiap siswa diharapkan untuk mampu melihat bencana yang mungkin terjadi di sekolah masing-masing, dan saat ini Ayumi merasa tahu bagaimana untuk memitigasi ketika terjadi bencana di sekolah.
Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah meningkatnya keamanan untuk semua siswa dan tenaga pendidik di sekolah menguatnya resiliensi sistem pendidikan dalam menghadapi segala bahaya dengan cara ditetapkannya sistem dan kebijakan yang kondusif meliputi prinsip, prioritas, tanggung jawab serta terwujudnya Standard Operational Procedure (SOP) yang menerapkan pendidikan pengurangan risiko bencana di satuan pendidikan.
Kerangka kerja SPAB yang komprehensif memiliki empat komponen utama meliputi fondasi sistem dan kebijakan yang kondusif dan 3(tiga) pilar PRB yaitu Fasilitas Sekolah yang Aman, Manajemen pengurangan risiko bencana disekolah dan Pendidikan Pengurangan risiko dan resiliensinya. Kerangka inilah yang akan diusung untuk ditekankan kepada ketiga sekolah piloting sebagai bentuk komitmen bersama yaitu dengan penyusunan SOP Pengurangan Risiko Bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H