Lihat ke Halaman Asli

Sepinya Tahun Baru 2021

Diperbarui: 30 Januari 2021   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lisa nihayatul muaffah

Mahasiswa Komunikasi 

Unisnu Jepara

Di penghujung Desember tahun 2020, seluruh masyarakat di penjuru dunia menyambut tahun baru 2021 sebagai momentum membahagiakan dimana mereka masih diberi kesehatan dan umur yang panjang untuk menikmati tahun baru yang akan datang. Akan tetapi tidak seperti tahun baru sebelumnya, pada 2020 jutaan orang di seluruh dunia sedang mempersiapkan Malam Tahun Baru dengan berbagai aturan pandemi Covid-19, meliputi pemberlakuan lockdown, pembatasan aktivitas, dan jam malam untuk membendung penyebaran virus.

Malam Tahun Baru 2021 menandai 1 tahun sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali menyebutkan adanya pneumonia misterius di China yang kemudian diidentifikasi sebagai Covid-19, yang kemudian menjadi pandemi pada 2020. Selama setahun ini, Covid-19 telah membunuh sekitar 1,79 juta orang dan menghancurkan ekonomi global dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Berbeda dengan malam-malam tahun baru sebelumnya, malam pergantian tahun kali ini terasa berbeda. Di tahun ini tidak terdengar lagi suara petasan yang bersahut-sahutan serta warna-warni percikan kembang api yang menghias langit di malam tahun baru, dan juga menghilangnya suara terompet yang hingar bingar memekakkan telinga. Tidak ada lagi kegiatan berkumpul menunggu pergantian tahun dengan membakar jagung, ikan, ayam atau yang seringkali disebut Barbequean di masa pandemi ini.

Sunyi dan sepi yang menghantarkan pergantian tahun kali ini tak luput dari peran pemerintah yang menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tetap di rumah pada malam pergantian tahun baru. Hal ini dicanangkan pemerintah untuk menghindari aktivitas yang menimbulkan berkumpulnya massa agar dapat meminimalisir atau memutus mata rantai penularan dan penyebaran covid-19.

Sebagian besar masyarakat mentaati himbauan tersebut. Beberapa masyarakat memilih menghabiskan malam tahun baru bersama keluarga dirumah dengan aktivitas nonton film, bercengkerama dan berkumpul bersama keluarga. Tak dapat dipungkiri bahwa masa pandemi memaksa seseorang untuk sebisa mungkin tetap dirumah, namun di sisi lain membawa dampak positif kepada masyarakat untuk memberikan ruang lebih kepada keluarga. Selain masyarakat yang mentaati himbauan untuk di rumah saja, beberapa diantaranya juga mengisi malam pergantian tahun baru di luar rumah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan menerapkan 3 M, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk mencegah penularan Covid-19.

Memasuki tahun 2021, harapan dan doa terbesar seluruh masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya, berharap di tahun 2021 pandemi covid-19 segera berakhir. Harapan sebagai manusia yang ingin maju dan berkembang, berusaha melakukan evaluasi dini untuk merencanakan hal-hal yang lebih baik di tahun 2021. Di tahun 2020 seluruh sendi kehidupan masyarakat telah rusak disebabkan adanya pandemi covid-19, tahun 2021 menjadi tahun harapan dan tahun pemulihan bagi kehidupan masyarakat, bangsa, negara. Dengan mendukung dan menaati himbauan pemerintah yang saat ini, yakni dengan melaksanakan protokol kesehatan, kedepannya pemerintah menganjurkan setiap warga negara dalam usia tertentu untuk mendapatkan vaksin covid-19.

Pandemi covid-19 masih belum menghilang, di tahun 2021 masyarakat masih terpaksa hidup berdampingan dengan covid-19. Tentu hal ini menciptakan kehidupan dan adab pembiasaan yang baru. Meski sebagian aktivitas hidup sudah mulai berjalan dengan normal, namun masyarakat dihimbau untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan. Mari bersama membangkitkan kembali sendi-sendi kehidupan yang terpuruk karena dampak covid-19. Supaya kehidupan masyarakat dan bangsa dapat bangkit serta berkembang kembali mengejar ketertinggalan dan keterpurukan di tahun 2020. Maju bersama dengan adab pembiasaan baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline