Sudah banyak orang yang tahu tentang Wakatobi yang identik dengan diving atau menyelam. Tapi masih juga ada yang tanya kepada saya :
"Wakatobi? Ke Jepang ya?"
"Wakatobi? Pernah denger tapi dimana itu?"
"Mana itu Wakatobi?"
Saya sendiri sebenarnya sudah putus asa mencari informasi tentang Wakatobi. Memang banyak di internet yang memberikan informasi tentang Wakatobi tetapi hanya globalnya saja dan tidak mendetail. Saya mencoba kontak beberapa travel agent yang menjual paket ke Wakatobi tetapi sudah 4 bulan tidak ada jawabannya hingga saya berangkat bahkan sampai hari ini tidak ada satu pun yang menjawab. Akhirnya saya dapat informasi dari Pak Amal salah seorang staff dari Wakatobi Pariwisata. Terima kasih pak Amal. Berkat beliau kami dapat memperhitungkan perkiraan biaya dan bagaimana lompat dari satu pulau ke pulau lainnya. Hanya saja yang tidak kami perhitungkan adalah adanya liburan Idul Adha yang nyaris membuat kami terlantar di sebuah pulau nun jauh disana.
Dalam kesempatan ini saya ingin memberikan informasi yang dapat saya berikan sedikit lebih lengkap dari yang sudah ada, mudah-mudahan bisa menjadi panduan bagi mereka yang ingin bepergian kesana.
Jadi apa sih Wakatobi? Wakatobi singkatan dari nama 4 pulau besar yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Lokasinya berada dalam wilayah Sulawesi Tenggara. Rasanya salah kalau mengatakan ke Wakatobi tetapi tidak lengkap ke semua pulau tersebut. Maka kami pun membuat rute ke semua pulau yang ada plus satu pulau lagi yaitu Kapota, tapi apa daya karena adanya liburan Idul Adha yang membuat semua pelayaran tidak jalan di H-1 sehingga kami pun harus merelakan pulau Kaledupa dan Hoga dihapus dari daftar.
Saya bepergian dengan seorang teman dimulai tanggal 7 September 2016. Karena hanya ada satu kali flight dan hanya satu penerbangan yang melayani rute Jakarta - Wangi-Wangi maka kami pun di tengah malam buta pukul 02:30 pagi sudah menuju ke bandara Soeta. Rute saat ini hanya dilayani oleh Wing Air dari Jakarta pada pukul 04:00 stop over di Makasar dan Kendari dan akhirnya sampailah di Wangi-Wangi pada pukul 10:20. Harga tiket pulang pergi antara 2 - 3 juta rupiah.
Hari pertama 7 September 2016 :
Tiba di Bandara Matahora kami dijemput oleh sopir dengan mobil Avanza. Hari ini kami mengunjungi Tee Kosapi, gua bukan, sumber mata air juga bukan, entah apa sebutannya. Yang jelas Tee adalah air dalam bahasa setempat dan Kosapi adalah nama orang yang menemukan tempat ini. Lokasinya di pinggir jalan besar. Mudah saja mencari tempat ini karena semua orang tahu dimana. Di ujung pertigaan juga tertera Jalan Tee Kosapi dan di ujung tersebut turun tangga sedikit dan kami disuguhi air yang berwarna hijau tosca bening sekali hingga dasarnya terlihat. Tee Kosapi berisi air payau yang tidak pernah kering. Tempat ini sebagai tempat berenang anak-anak, mencuci pakaian bahkan mandi dan keramas. Bungkus sabun cuci, dll dibuang begitu saja ke dalam kolam meski pun telah tersedia tempat sampah. Setelah itu kami berkunjung ke Topa Kontamale yang tidak jauh dari Tee Kosapi, topa airnya gua dalam bahasa setempat, juga berisi air payau yang tidak pernah kering. Topa Kontamale juga adalah tempat berenang, mencuci pakaian, mandi dan keramas. Tak beda dengan Topa Mandati.
Setelah itu kami makan siang di warung Aiqzi. Udang goreng tepung dan cah kangkungnya enak. Bagi yang suka rasa kuah asam pedas mirip tom yam boleh mencoba masakan ikan parende. Lokasi warung ini di tengah kota dekat dengan hotel Wisata Beach atau Hotel Wakatobi dan pelabuhan Waha Onemai.