Lihat ke Halaman Asli

7 Ribu Rupiah dari Malang ke Bojonegoro dengan Kereta Api

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mendengar ada tiket kereta api seharga 4 ribu Rupiah dari Malang ke Surabaya, membuat saya penasaran.  Kebetulan ada urusan di Bojonegoro maka sekalian saya mencari informasi mengenai kereta api ke kota kecil tersebut, dan ada yang tiketnya seharga 3 ribu Rupiah saja.

Pagi-pagi buta saya berangkat dengan bentor (becak motor) yang sudah saya pesan sehari sebelumnya untuk menjemput saya pukul 3 pagi.  Kereta api Tumapel berangkat tepat pukul 03:20 sesuai jadual, nggak pakai molor, AC cukup dingin, bisa charge HP, bangkunya dilapisi busa empuk meski pun bukan reclyning seat. Yang unik pada pukul 4 pagi ketika waktunya Sholat, ada seorang imam di gerbong yang saya tumpangi dan memimpin doa.  Para penumpang yang beragama Muslim berdoa dengan bersujud di bangku masing-masing atau mencari bangku yang kosong.  Merdu sekali ... ayat-ayat suci dilantunkan, saya pun ikut berdoa dalam hati menurut keyakinan saya.

Dari Malang kereta berhenti untuk mengangkut dan menurunkan penumpang di stasiun Blimbing, Singosari, Lawang, Bangil, Porong, Tanggulangin, Sidoarjo, Gedangan, Waru, Wonokromo dan berakhir di stasiun Semut.

Sedangkan dari Surabaya menuju ke Bojonegoro, saya menggunakan KRD dari stasiun Pasar Turi pukul 10:20 tepat dengan hanya membayar tiket sebesar 3 ribu Rupiah.  Sama seperti KA Tumapel, AC dingin, bisa charge HP, tempat duduknya juga sama.

Yang saya perhatikan, selama perjalanan tiap berhenti di stasiun, wajah-wajah stasiun sudah cantik "berbedak" cat baru dan kelihatan bersih, tidak terlihat pedagang asongan di semua stasiun.  Sampah tidak berserakan kecuali bila stasiunnya berdekatan dengan pemukiman penduduk.  Ini membuktikan bahwa perilaku penduduk Indonesia masih perlu dibenahi, demikian juga bila di dalam kereta.  Kereta yang sudah tidak berbau apek, tiba-tiba berbau pesing luar biasa, padahal air berlimpah, tinggal siram.

Toilet di stasiun Wonokromo juga bersih dan tidak bau, entah karena saya tiba masih pagi dan belum banyak yang pakai, atau memang bersih.  Hanya saja kecil sekali sehingga menyulitkan karena saya membawa ransel dan pergi sendirian.

Saya salut dengan perkeretaapian yang dipimpin oleh Bapak Menteri Ignasius Jonan.  Saya masih bermimpi bepergian dengan kereta api yang murah seperti ini dari Jakarta hingga ke Banyuwangi, berhenti di beberapa kota untuk menikmati kota-kota yang ada, sayang sekali sepertinya belum ada rutenya untuk yang murah meriah begini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline