Menyaksikan debat perdana Capres-Cawapres Pilpres 2019, ternyata cukup menegangkan, sekaligus "menghibur". Paparan visi dan misi dua pasangan calon (Paslon), jawaban pertanyaan, pengajuan pertanyaan, dan jawaban balik sebagai respon masing-masing pihak, semuanya menarik disimak.
Gelaran perdana Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diselenggarakan Kamis malam (17/1) kemarin, bagi yang suka menontonnya, masih akan dilaksanakan empat kali lagi. Jadi keep watching aja ...
Pada debat perdana, bahasannya meliputi empat topik "berat": Hukum, Korupsi, HAM, dan Terorisme. Meski kedua pasangan calon terlihat berhati-hati dalam berbicara, tapi bukan berarti "jual-beli" pertanyaan dan jawaban menyerang tidak berlaku.
Sebutlah pada saat, Paslon nomor urut 01 "Jokowi'Ma'ruf" yang agresif - bak strategi kick and rush sepakbola Inggris -, menyerang kubu Paslon nomor urut 02 "Prabowo-Sandi", terkait minimnya pelibatan perempuan dalam konstalasi partai politik termasuk pencalonan anggota legislatif (Caleg).
Meski menjawab dengan rada mengandalkan strategi bertahan ala catenaccio atau sistem gerendel sepakbola Italia, pasangan "Prabowo-Sandi" rupanya masih tetap bisa memberi perlawanan, ibarat counter attack dalam strategi sepakbola modern.
Menyaksikan debat pada sessi itu, sebenarnya cukup dinamis. Hanya saja, keterbatasan waktu dan kedisiplinan pemandu acara mengingatkan "Waktunya Sudah Habis", justru beberapa kali membuyarkan keasyikan kita menonton.
Saling Serang dan Saling Tangkis
Kedua Paslon kelihatan sekali, berusaha tampil hebat dalam debat. Apalagi, jauh-jauh hari kita dengar, kisi-kisi pertanyaan yang akan diajukan dalam debat, juga sudah disampaikan lebih dulu kepada dua Paslon, tapi tetap saja ada spontanitas yang muncul. Sebenarnya, dalam debat atau talkshow apapun, unsur spontanitas ini yang "maha penting".
Karena, kalau spontanitas tidak ada. Tontonan debat menjadi kurang menarik. Ya alasannya, karena semua sudah di-setting sejak awal, harus begini-begitu dan sebagainya. Atau, seperti tayangan dialog Kelompencapir pada era Orde Baru dulu.
Untunglah, meski konon kisi-kisi soal sudah disampaikan kepada dua pasangan Capres-Cawapres, tapi ada segmen debat yang kontennya murni berasal dari Paslon. Mereka lalau saling bertanya, adu jawaban, dan saling berkomentar. Nah, kira-kira disinilah serunya.
Ada sejumlah yang saya catat, dimana pasangan "Jokowi-Ma'ruf" kelihatan lebih siap dalam mengajukan pertanyaan yang agresif, termasuk ketika melunak dalam artian yang tetap tegas sewaktu memberi balasan komentar kepada pasangan "Prabowo-Sandi".