Lihat ke Halaman Asli

Lisdiana Sari

Kompasianer

Kisah Emak-emak Penakluk Gunung Prau

Diperbarui: 4 Agustus 2018   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Puncak Gunung Prau sambil menyaksikan pesona milky way di langit cakrawala. (Foto: Dokpri.)

Di usia yang sudah enggak muda lagi, kami emak-emak masih bersyukur sampai ke puncak Gunung Prau. Begini kisah susah payah perjalanannya.

Jumat, 13 Juli 2018

Ladies Traveler - komunitas emak-emak penyuka traveling di Facebook -- pergi jalan-jalan lagi. Komunitas ini bisa menyingkat diri dengan 'LT'. Kali ini, kami ada 12 orang yang mengayunkan langkah kaki. Tujuannya, tiada lain ke Gunung Prau di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Ketinggian gunung ini lumayan membawa cerita, yaitu 2.590 m.

Di musim kemarau seperti sekarang, Gunung Prau justru dingin bahkan lebih dingin dari biasanya. Kami kumpul di halaman parkir RS UKI Cawang, Jakarta Timur. Ketika sudah kumpul semua, terbayang betapa menantang traveling kali ini. Mendaki gunung, berkemah, menembus pekatnya malam dan dinginnya embun, menyaksikan jutaan bintang di galaksi langit, serta yang paling ditunggu sudah tentu matahari terbit di horizon timur. Ya, sunrise!

Oh ya, jutaan bintang di bima sakti itu biasa kita suka sebut dengan milky way yang diambil dari Bahasa Yunani Via Lactea. Kebayang dong, kita-kita ada di atas gunung dan menyaksikan milky way itu. Sungguh, ciptaan Tuhan Yang Maha Suka Keindahan.

Di Puncak Gunung Prau (2590 mdpl) dengan latarbelakang milky way. (Foto: Dokpri)

Milky way inilah yang memacu semangat kami para emak-emak 'LT' untuk mendaki Gunung Prau yang persisnya berada di Kabupaten Batang Kendal, Wonosobo. Kalau mengikuti googlemaps, jarak dari RS UKI Cawang ke Gunung Prau adalah 409 km atau membutuhkan waktu sekitar 9 jam untuk menuju ke sana.

Tapi, googlemaps cukuplah menjadi patokan umum saja. Karena ternyata, meskipun kami bergerak on the way mulai jam 22.00 wib, tetap saja harus menembus kemacetan luar biasa di Tol Bekasi Barat menuju Cikarang Barat. Butuh waktu 2,5 jam dengan kendaraan merayap perlahan di atas aspal. Mirip kura-kura, jalannya pelan-pelan. Maka tak salah kalau kami menyebut member 'LT' yang berangkat mendaki Gunung Prau ini memilih nama Kura-kura sebagai simbol sebutannya. Tapi biar lambat asal selamat, ya toh?

Lantaran sudah kelelahan menderita kemacetan di tol, sampai di rest area Tol Cipali, kendaraan kami menepi. Istirahat meluruskan kaki dan melancarkan kembali peredaran darah. Butuh ke kamar kecil juga sudah pasti menjadi salah satu alasan untuk menepi dan rileks sedikit. Durasi 15 menit cukuplah untuk meregangkan dan menyegarkan badan kembali. Perjalanan pun dilanjutkan.

Membeli jajanan pasar di Pasar Pon, Purwokerto. (Foto: Dokpri.)

Panjangnya jalan Tol Cipali (Cikopo -- Palimanan) yang 116 km pun kami susuri. Ditambah panjangnya Tol Palikanci (Palimanan -- Kanci) sejauh 26 km. Hampir tak terasa jauhnya, karena seakan-akan jalanan bebas hambatan ini cuma berasa lurus saja. Kami pun keluar tol di pintu gerbang Brebes Timur. Lanjut terus ke arah Tegal, lalu belok kanan menuju ke Puerto Rico alias Purwokerto dengan melintasi wilayah Bumi Ayu. Ya, karena sudah lewat tengah malam, maka jalanan rute selatannya Jawa Tengah ini pun lancar.

Ketika saatnya shalat Subuh, sekitar jam 05.00 wib, kami menepikan kendaraan lagi. Kali ini menyasar halaman masjid yang ada di wilayah Bumi Ayu. Subuh adalah waktu spesial. Para malaikat menyaksikan kita yang menunaikan kewajiban shalat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline