[caption id="attachment_349944" align="aligncenter" width="559" caption="Pemandangan gugusan batu kapur raksasa yang tegak seolah menyembul dari laut, dilihat dari atas obyek wisata Gibson Steps, Australia. (Foto: Lisdiana Sari)"][/caption]
Akhir tahun kemarin, saya memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan Advance Management di University of Melbourne, Australia. Kegiatan Diklat ini singkat saja, hanya lima hari, dan selesai.
Usai kegiatan Diklat tersebut, sembari menanti jadwal dan ‘hari H’ kepulangan ke tanah air, saya bersama tiga rekan peserta training lainnya, berusaha untuk memanfaatkan waktu dengan melakukan perjalanan wisata. Pikir-pikir, waktu luang sangat berharga, dan tidak ada salahnya untuk sekadar refreshing dengan mengunjungi salah satu obyek wisata yang menjadi kebanggaan dunia pariwisata di Negeri Kangguru, Australia.
[caption id="attachment_349945" align="aligncenter" width="316" caption="Pemandangan laut yang membentang sepanjang jalur Great Ocean Road, Australia. (Foto: Lisdiana Sari)"]
[/caption]
[caption id="attachment_349946" align="aligncenter" width="562" caption="Pemandangan laut yang membentang sepanjang jalur Great Ocean Road, Australia. (Foto: Lisdiana Sari)"]
[/caption]
Obyek wisata yang kami kunjungi adalah Great Ocean Road, yang untuk selanjutnya disingkat saja menjadi GOR. Apa yang dapat dinikmati wisatawan ketika menuju dan setiba di GOR? Tak lain adalah pemandangan memikat nan indah, karena jalan menuju GOR terbentang sejauh 250 kilometer (km), dengan melintasi tebing-tebing dan pemandangan pantai yang eksotik.
Menurut informasi yang kami terima, bentangan jalan dengan nuansa pemandangan alam pebukitan dan pantai ini dibangun untuk menjadi semacam memorial, atau untuk mengenang banyaknya tentara-tentara yang tewas semasa Perang Dunia II silam. Konon terdapat juga ‘monumen’ yang terdapat tulisan berbahasa Inggris berbunyi: “This road was built to commemorate the services of sailors and soldiers in the Great War”.
Lintasan GOR mulai dibangun pada tahun 1918. Mulai dibuka dan dioperasikan pada 26 November 1932. Antara tahun 1932 hingga 1936, GOR dioperasikan sebagai jalan bebas hambatan, atau jalan tol.
[caption id="attachment_349947" align="aligncenter" width="562" caption="Pemandangan laut yang membentang sepanjang jalur Great Ocean Road, Australia. (Foto: Lisdiana Sari)"]
[/caption]
Apa hanya menampilkan pemandangan jalan-jalan yang berhiaskan tebing-tebing dengan suasana pantai? Tentu tidak. Menurut informasi yang kami peroleh, GOR memiliki potensi wisata yang sangat mumpuni, dan cocok untuk berbagai pemuas hobi. Sebut saja misalnya, Otway National Park yang dapat menjadi pilihan bagi wisatawan penggila perjalanan hiking. Juga ada Port Campbell National Park (285 km arah ke Barat dari Melbourne) – antara Princetown dan Peterborough di GOR --, yang menawarkan pemandangan lepas pantai dengan batu-batu kapur Miosen raksasa yang menyembul dari perairan laut.
Gugusan batu-batuan ini sepanjang waktu terus terpapar oleh sapuan gelombang sehingga menimbulkan debur buih-buih ombak yang menarik untuk memanjakan selepas mata memandang. Batu-batuan raksasa saling berdekatan dan membentuk semacam gugusan yang menyembul dan menjorok ke laut ini terkenal dengan sebutan 12 Apostles, atau Twelve Apostles.
Wisatawan tak perlu bersusah payah mencari lokasi untuk memandangi Twelve Apostles sesuka hati, karena pemangku wilayah dan pengendali kebijakan pariwisata di Australia telah menyiapkan lahan parkir dan view area yang benar-benar strategis, serta dilengkapi pagar pengaman yang baik dan kokoh lantaran lokasi yang rata-rata memang langsung berada di pinggir tebing karang yang sangat curam. Tempatnya sungguh cocok untuk mengambil foto pemandangan alam gugusan bebatuan kapur Miosen raksasa Twelve Apostles, dan sudah pasti ber-foto selfie.
[caption id="attachment_349948" align="aligncenter" width="543" caption="Tebing karang di Gibson Steps, yang dilengkapi anak tangga bebatuan lengkap dengan pegangan tangan pengaman di sisi-sisinya. (Foto: Lisdiana Sari)"]
[/caption]
[caption id="attachment_349949" align="aligncenter" width="562" caption="Di Gibson Steps, air laut yang dingin karena langsung berasal dari Laut Antartika, dan pasir yang lembut, sedangkan angin bertiup cukup kencang. (Foto: Lisdiana Sari)"]
[/caption]
Melintasi GOR menuju Twelve Apostles
Sabtu pagi yang cerah, arloji baru menunjukkan jam 08.00 pagi waktu setempat. Hari itu, 29 November 2014, merupakan hari terakhir musim semi di Australia, atau menjelang summer hari pertama yang biasanya jatuh pada 1 Desember. Saya bersama tiga rekan lain, mulai beranjak melangkahkan kaki dari tempat menginap di Hotel Mercure, Swanston Street down town Melbourne. Tujuan kami adalah ke Franklin Street, tepatnya ke Avis, tempat sewa-menyewa kendaraan, yang berjarak sekitar tiga blok/lampu merah menuju arah Utara.
Segera kami memperoleh mobil sewaan tanpa supir – lengkap dengan GPS --, untuk membawa kami menuju Great Ocean Road. Tanpa supir? Ya, karena di sini kami diizinkan membawa kendaraan dengan berbekal SIM A Indonesia. Selain itu, sama dengan kendaraan transportasi di Indonesia pada umumnya, lokasi setir dan supir berada di kursi sisi sebelah kanan. Adapun lajur jalan yang wajib dilintasi berada pada sisi sebelah kiri.
Pendek kata, setengah mengandalkan nekat juga untuk menyewa mobil demi menuju lintasan jalur GOR yang nama dan keindahan pemandangan alamnya telah menjadi legenda dunia itu. Tak usah khawatir bahwa tidak akan ada tempat-tempat untuk melepas penat. Karena, di sepanjang GOR dengan berbagai tempat pemberhentian yang ada demi melepas penat, maupun untuk memenuhi berbagai keperluan wisatawan.
[caption id="attachment_349950" align="aligncenter" width="533" caption="Di Gibson Steps, air laut yang dingin karena langsungberasal dari Laut Antartika, dan pasir yang lembut, sedangkan angin bertiup cukup kencang. (Foto: Lisdiana Sari)"]
[/caption]