Lihat ke Halaman Asli

Menelaah dan Menganalisis Masalah dengan Teori Cultural Leadership di Pendidikan Dasar

Diperbarui: 7 November 2024   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Liring Puspita Wulaningrum (Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar FIP Unesa),

Prof. Heru Subrata (Dosen 1 Unesa), Dr. Hitta Alfi Muhimmah (Dosen 2 Unesa)

Di tengah perubahan sosial dan globalisasi yang pesat, sektor pendidikan, terutama di tingkat pendidikan dasar, menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menangani tantangan tersebut adalah melalui cultural leadership (Shahzad dkk., 2024) atau kepemimpinan berbasis budaya (Iqabe, 2017). Teori ini menekankan pentingnya pemahaman terhadap budaya organisasi dan masyarakat dalam mengelola dan memimpin perubahan. Artikel ini akan menelaah dan menganalisis bagaimana teori cultural leadership dapat diterapkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pendidikan dasar.

Cultural leadership atau kepemimpinan budaya (Iqabe, 2017) merujuk pada kemampuan pemimpin untuk mengelola dan membentuk budaya organisasi atau komunitas agar mendukung tujuan Bersama . Dalam konteks pendidikan, ini berarti bahwa pemimpin pendidikan --- baik itu kepala sekolah, pengawas, atau bahkan guru --- memiliki peran penting dalam menciptakan budaya sekolah yang inklusif, inovatif, dan berbasis nilai-nilai sosial yang kuat. Pemimpin yang mengadopsi pendekatan ini berfokus pada hubungan antara nilai, norma, dan perilaku dalam organisasi pendidikan, dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja serta kesejahteraan peserta didik.

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif -- perspektif dari para ahli atau peneliti. Menurut Gatot Iswantoro (2013: 13) "Pemimpin adalah seseorang yang karena kedudukannya atau jabatannya, kewibawaannya memegang kendali atas suatu kelompok, unit, organisasi kemudian merangkaikan atau menetapkan dan menjalankan suatu kegiatan, kebijakan, aktivitas, tujuan dari suatu unit/kelompok/organisasi dengan kinerja yang baik dan diharapkan dapat mencapai hasil yang positif".

Teori Cultural Leadership dalam Konteks Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar. Pendidikan dasar disebut sekolah dasar (SD) yaitu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan sebagai dasar untuk mempersiapkan siswanya yang dapat ataupun tidak dapat melanjutkan pelajarannya ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi, untuk menjadi warga negara yang baik.

Pendidikan dasar merupakan tahap penting dalam pembentukan karakter dan pola pikir peserta didik (Sumantri & Syaefudin Sa'ud, 2021). Oleh karena itu, kepemimpinan di tingkat ini memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan siswa secara holistik. Beberapa prinsip dasar dalam teori cultural leadership yang relevan untuk diterapkan dalam pendidikan dasar antara lain:

1. Pentingnya Budaya Sekolah

Budaya sekolah yang kuat dan positif dapat meningkatkan keterlibatan siswa, mengurangi angka putus sekolah, dan mempromosikan nilai-nilai sosial seperti kerja sama, keadilan, dan rasa hormat. Kepemimpinan berbasis budaya mendorong pemimpin untuk menciptakan budaya yang mendukung kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua dalam mencapai tujuan Pendidikan (Iqabe, 2017). Budaya sekolah dan kepemimpinan mampu menyumbang pada pencapaian dan motivasi murid, kepuasan dan produktiviti guru. Sekolah merupakan organisasi formal yang mempunyai budaya yang tersendiri, dibentuk berasaskan interaksi antara warga sekolah iaitu pihak pengurusan sekolah, guru, para staf bukan guru, ibu bapak, dan para pelajar. Budaya sekolah yang positif akan menghasilkan kesan yang positif kepada pencapaian sekolah. Sebaliknya budaya sekolah yang negatif akan memberi imej negatif kepada pencapaian sekolah. Sekolah yang berjaya menggunakan banyak masa untuk membangunkan budaya sekolah, kerana  yakin sesuatu reformasi pendidikan tidak akan berjaya untuk meningkatkan pencapaian sekolah andainya budaya sekolah tidak diberi penekanan (Cunningham & Greso, 1993; Piperato & Roy, 2002)

2. Keterlibatan Komunitas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline