Lihat ke Halaman Asli

Retno Septyorini

Suka makan, sering jalan ^^

Inovasi Bulog untuk Kita-kita

Diperbarui: 2 Juni 2018   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk Bulog (Sumber: http://bumn.go.id/bulog/application)

Kalau dulu, utamanya saat bulan Ramadhan seperti saat ini, citra Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) itu cukup identik sebagai penyalur sembako murah dari pemerintah melalui berbagai event pasar murah di berbagai daerah, kini Bulog mulai berani berinovasi menjajaki lini komersil perdagangan sembako nasional dengan mengeluarkan brand bernama "KITA". 

Tercatat berbagai kebutuhan pangan pokok masyarakat terpayungi di bawah brand "KITA". Ada beras (berasKITA), gula (manisKITA), minyak (minyakgorengKITA), tepung terigu (teriguKITA), daging kerbau, olahan daging berupa bakso dengan merk baksoKITA dan masih banyak lagi.

Berbagai produk pangan besutan Bulog yang diproduksi bersama berbagai kolaborator ini dipasarkan melalui Rumah Pangan Kita atau yang kerap disingkat dengan sebutan RPK.

Brand Kita Besutan Bulog (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Mt54IwDfmzQ)

Menariknya, baik "KITA" maupun RPK, keduanya merupakan terobosan baru Bulog untuk menjaga kestabilan harga sembako di pasaran. Lebih lanjut lagi, RPK merupakan salah satu upaya Bulog untuk memperpendek rantai distribusi bahan pangan agar lebih mudah diakses oleh berbagai pihak yang membutuhkan.

Selain menjadi konsumen, program ini juga memfasilitasi masyarakat luas untuk menjadi wirausahawan dengan menjadi mitra Bulog dalam menjual produk "KITA". Dari masyarakat, dikelola masyarakat, untuk masyarakat.

Begitu kira-kira. Kebayang kan gimana solutifnya program Bulog yang satu ini? Di satu sisi dapat memperpendek rantai distribusi sembako berbagai produk komersial besutan Bulog sehingga stabilitasi harga senantiasa terjaga, namun di sisi lain juga dapat meningkatkan lapangan pekerjaan bagi banyak pihak, tidak terkecuali para wong cilik. Belum lagi keuntungan bagi para mitra Bulog yang notabene adalah para pedagang kecil yang berasal dari berbagai penjuru nusantara. Ibarat sekali menyelam, dua tiga pulau terlampaui.

Rumah Pangan Kita (Sumber: http://bumn.go.id/bulog/application)

Menariknya, selain minim modal, syarat mengajukan fasilitas RPK ini terbilang mudah. Untuk perseorangan, syarat administrasi pengajuan fasilitas RPK hanya membutuhkan fotokopi KTP, KK dan rekomendasi dari RT/RW saja. Dengan modal lima juta rupiah, sahabat RPK, sebutan untuk mitra Bulog yang turut membantu pendistribusian brand "KITA" akan memperoleh 160 kg beras, 200 gula dan 60 liter minyak goreng. 

Selain untuk perseorangan, pemilik kedai juga dapat mengajukan sebagai RPK dengan menambahkan surat rekomendasi dari Kepala Desa saat mendaftar di Kantor Bulog setempat. Oiya, mereka yang tercatat sebagai koperasi, ormas ataupun perusahaan, juga dapat mendaftar untuk mendapafkan fasilitas RPK dengan melampirkan syarat administrasi di atas juga SIUP, NPWP dan keterangan domisili.

Hingga Maret tahun lalu, setahun setelah dilanching pada 9 Mei 2016, jumlah sahabat RPK yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota mencapai angka 13.000.

Peta Distribusi Bulog di Indonesia (Sumber: http://bumn.go.id/bulog/application)

Di Jogja sendiri jumlah RPK mencapai 1096 unit. Menariknya RPK tersebut tidak hanya ada di pusat kota, tetapi sudah menyebar sampai ke kabupaten, seperti Sleman, Bantul, Kulon Progo bahkan sampai ke area Gunungkidul. Tinggal ketik RPK di Jogja melalui Google, beberapa saat kemudian akan muncul lokasi-lokasi RPK di sekitar Jogja. Dari hasil berselancar di dunia maya, tercatat ada 16 RPK yang tersebar di dekat rumah saya di Bantul. 

Satu yang terdekat (yang berjarak 1,7 km dari rumah) adalah RPK Berkah Agro Jaya Alami berlokasi di Jalan KH Ali Maksum No. 5, Pelem Sewu, Bantul. Dengan sekali klik, alamat, jam operasional hingga nomor telepon mitra RPK dapat diakses dengan begitu mudah.

Optimasi pemanfaatan kanal digital yang dilakukan Sahabat RPK tentu semakin mendekatkan produk "KITA" dengan kita-kita dimanapun berada. Kalau program 1 RW 1 RPK dapat terealisasi, niscaya melonjaknya sembako menjelang hari raya hanya tinggal kenangan saja karena pilar ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas harga bahan pangan sudah dapat dikendalikan dengan baik.

Apakah Produk "KITA" Diminati Masyarakat?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline