Inovasi dan kolaborasi adalah kunci meraih kesuksesan di era milenial seperti saat ini. Jadi ya udah nggak jaman kerja mati-matian sendirian. Hal ini disadari betul oleh para pelaku kreatif di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali dengan pelaku kreatif di Jogja kita tercinta. Gaia Cosmo Hotel dan Benda Art Management misalnya. Keduanya melakukan inovasi berbalut kolaborasi untuk menyajikan karya kreatif para seniman di beberapa titik terbaik di Gaia Cosmo Hotel.
Sebagai penikmat seni yang kebetulan kerjaannya banyak bersinggungan dengan sosial media, tinggal di Jogja menawarkan keuntungan tersendiri. Salah satunya terjadi pada Hari Sabtu, 24 Maret 2018 lalu, dimana saya dan beberapa kawan yang tergabung dalam Kompasianer Jogja (K-Jog) berkesempatan menikmati karya lima seniman kenamaan dalam helatan Gaia Art Movement bertajuk "Heart". Dalam acara ini, kami tidak hanya diberi narasi terkait karya seni langsung dari pembuatnya, tapi diberi kesempatan pula untuk berkreasi dalam beberapa workshop yang digelar di sekitar area kolam renang Gaia Cosmo Hotel.
Memasuki lobi hotel yang mengusung tema urban, industrialis dan kontemporer ini kami disuguhi karya seni yang menjulang cukup tinggi. Namanya Unknown Organik Object No. 3, sebuah karya unik dari ratusan kilo kawat yang dibuat oleh Ludhira Yudha. Selain dibuat dengan ukuran "raksasa", Unknown Organik Object No. 3 dibuat dalam bentuk yang menarik. Di satu terlihat seperti kepala manusia, tapi di sisi lain juga mirip umbi-umbian.
Karya yang melambangkan keterbatasan manusia dalam meraih kesuksesan duniawi ini mengandung pesan agar kita senantiasa menjadikan alam sebagai kawan. Apapun karya dan tujuan kita di dunia sebaiknya selalu bersinergi dengan alam. Karena penasaran, saya langsung ikut workshop yang diadakan di tepian kolam renang Gaia Cosmo Hotel.
Ternyata bikin karya seni dengan media kawat itu butuh sabar dan tawakal tingkat dewa sodara-sodara! Gimana enggak coba, mau mbentuknya saja menyita tenaga. Belum lagi resiko terkena ujung kawat tatkala sedang membentuk kawat menjadi aneka rupa benda imajinasi kita. Bisa dibayangkan banget gimana ribetnya bikin Unknown Organik Object No. 3 yang menjulang tinggi itu kan?
Selanjutnya kami diperkenalkan dengan 778540 LK. Sebuah instalasi bantal metal setinggi 7 meter yang terpasang rapi di outdoor resto Gaia Cosmo Hotel. Instalasi karya Derry Pratama ini dibuat dari lempengan-lempengan bekas yang jarang dimanfaatkan orang. Karya yang dibuat selama berbulan-bulan ini dapat menjadi contoh bagaimana memanfaatkan tumpah-ruah sampah menjadi benda citarasa seni yang tinggi.
Perjalanan kami siang itu berlanjut ke sebuah instalasi bertajuk Migration karya Dedy Shofianto. Seniman yang biasa membuat karya berbentuk insect ini menampilkan sesuatu yang spesial untuk Gaia. Kalau biasanya Dedy membuat karya berbentuk insect, kali ini, khusus untuk Gaia Cosmo Hotel ia membuat karya dalam bentuk angsa. Tepatnya angsa yang terbang diantara indahnya awan.
Migration dibuat dengan memanfaatkan material kayu yang dipadu dengan sensor khusus. Saat ada yang lewat di depan angsa, sensor inilah yang membuat "angsa" bergerak sedemikian rupa. Pergerakan inilah yang membuat karya seni ini menjadi begitu menarik, baik cara kerja si "angsa", maupun keterikatan emosional yang berhasil dibangun angsa dengan siapa saja yang melewatinya. Menarik bukan? Sayangnya area ini dikhususkan untuk pengunjung yang menginap atau mereka yang sengaja menyewa acara di Gaia Cosmo Hotel saja.
Masuk ke lantai atas, kami dipertemukan dengan karya bertajuk It Grows karya seniman kawakan, Ivan Bestari Minar Pradipta. Menurut aku ini salah satu karya yang amazing banget karena dibuatnya dari limbah botol kaca. Ya, limbah kaca yang mungkin dibuang begitu saja ini ternyata dapat menghasilkan karya yang enak dipandang mata, pun begitu instagramable. Salah satu spot foto andalan Gaia Cosmo Hotel ini paling oke dipotret di malam hari karena menawarkan pendar efek glowing yang cukup amazing. Jadi buat kawan-kawan yang hobi hunting spot foto yang instagramable, kalau lagi nginep atau ada acara di sini, sempetin deh buat jepret-jepret di sini.
Sabtu kemarin, kami berkesempatan melihat langsung proses berkaryanya Mas Ivan, nulai dari persiapan bahan hingga proses pembuatan. Jadi setelah kaca meleleh usai dipanaskan, lelehan kaca tersebut langsung dibentuk secara perlahan sesuai dengan motif yang diinginkan seperti giwang, bandul kalung, miniature hewan hingga karya seni berukuran besar seperti "It Grows".
Anyway, yang tertarik ingin mencoba, konsultasikan dulu sama ahlinya ya. Soalnya bikin recycled glass seperti ini butuh pengetahuan, keahlian dan standar pengaman yang memadai.