Tiga tahun sudah saya bekerja sebagai content creator, salah satu profesi yang kini banyak diminati anak muda jaman now karena terbilang cukup menjanjikan baik secara finansial maupun eksistensi diri di berbagai kanal media sosial. Bloger, penulis naskah film dan novelis merupakan beberapa contoh ranah kerja content creator yang popularitasnya cukup dikenal di Indonesia.
Karena beberapa alasan tertentu, setahun belakangan saya melepas status sebagai karyawan kantor dan mantap memilih jalur freelance. Jalur mandiri yang memungkinkan kita bisa ngantor dimana saja, kapan saja. Selain membawa saya ke menikmati pesona berbagai kota di Indonesia, profesi ini pula lah yang mengenalkan saya pada puluhan pelaku kreatif maupun local champion yang berada di pelosok nusantara.
Sebagai pekerja lepas yang dituntut harus kreatif setiap saat, saya berusaha untuk senantiasa fit sepanjang hari. Karena itulah selain menerapkan pola hidup seimbang, kemanapun saya pergi, baik saat perjalanan darat, udara maupun laut, Kayu Putih Aroma selalu ada dalam tas saya. Saya ingat betul, sedari kecil dulu, setiap selesai mandi ibu selalu membalurkan Minyak Kayu Putih Cap Lang.
Ibarat sahabat setia, selain menawarkan efek hangat bak pelukan ibu, efek aromatherapy minyak kayu putih andalan saya ini juga memberi suntikan semangat setiap kali diperlukan. Tak heran jika produk besutan PT Eagle Indo Pharma yang ramah di kantong ini tetap menjadi sahabat setia jutaan keluarga Indonesia, yang kerap dibawa pula saat berkesempatan berkeliling dunia.
Tetap Kreatif Bersama Kayu Putih Aroma
Saya biasa mengirimkan artikel atau hasil liputan ke berbagai media, mulai dari ulasan kuliner, wisata hingga tulisan bergenre kesehatan. Sebagai alumni Fakultas Biologi, berbagi informasi di bidang kesehatan menjadi salah satu hal yang saya senangi. Apalagi sampai saat ini berita bohong (hoax) yang berkaitan dengan kesehatan, terutama tentang vaksin masih marak bergulir. Tidak menutup kemungkinan bukan bahwa ulasan yang kita tulis akan menjadi salah satu pertimbangan orang tua dalam menentukan masa depan buah hati mereka? Hal ini pula lah yang menjadi kebanggan tersendiri menjalani profesi sebagai content creator.
Sebagai content creator, Kayu Putih Aroma adalah teman setia saya agar senantiasa fit sepanjang hari. Setiap ada jadwal liputan di pagi hari, saya selalu mengoleskan Kayu Putih Aroma Rose di perut maupun di pergelangan tangan. Selain menawarkan kehangatan berbalut kesegaran aroma mawar yang lembut, seri Minyak Kayu Putih Aroma Cap Lang yang satu ini juga bisa menjadi penangkal pusing dikala panas ataupun macet. Jadi kalau tetiba masuk di jalur macet saat menuju lokasi liputan ataupun berdesakan saat berada di dalam moda transportasi umum, tinggal dekatkan saja pergelangan tangan yang telah dioles Kayu Putih Aroma Rose ke hidung. Dalam sekejap saja, lembutnya mawar mampu mengusir pusing di kepala.
Kayu Putih Aroma Rose juga kerap menjadi suntikan semangat saat harus menjalani kelas pengembangan diri, pembekalan maupun briefdalam berbagai program yang saja jalani selama ini. Maklum saja, profesi content creator merupakan satu dari 15 sub sektor ekonomi kreatif dunia. Menariknya, profesi content creator kerap menjadi bagian dari ke-14 sub sektor kreatif lainnya. Lihat saja fenomena yang saat ini tengah terjadi, launchingberbagai produk kreatif umumnya melibatkan para content creator.
Juni tahun lalu misalnya, saat saya masuk sebuah program pengembangan ekonomi kreatif di Banjarmasin yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Sebelum program live in ini dimulai, ternyata saya diwajibkan menjalani sesi pembekalan selama 10 hari berturut-turut yang diisi oleh puluhan pelaku kreatif yang sudah malang melintang di bidang ekonomi kreatif internasional. Belajar langsung dari pelaku kreatif lintas profesi kebanggaan Indonesia seperti Singgih Kartono, Tita Larasati, Handoko Hendroyono, Hiramsyah S. Thaib, Budi Pradono, Tee Dina Midiani, Mak Th, Sabar Situmorang, Ayip Budiman, Yuswohady, Silverius Oscar Unggul, Sadikin Gani, Yuswohady, Selly Riawanti, Gories Mustaqim hingga Iwan Esjepe tentu merupakan kesempatan yang begitu langka, pun tidak boleh disia-siakan begitu saja. Karena itulah agar badan senantiasa segar dan fokus di setiap sesi, setiap pagi sebelum masuk kelas saya selalu membalurkan Kayu Putih Aroma Rose baik di perut maupun di pergelangan tangan. Hal ini kerap saya ulangi saat istirahat siang maupun saat breaksebelum konsolidasi tim dimulai.
Mengoles minyak ekaliptus aromatherapy seri rose di bagian perut memberikan sensasi hangat di badan. Maklum saja, kelas dimulai sejak pukul 08.00 hingga pukul 17.00 sore. Malamnya, usai buka puasa masih ada agenda konsolidasi tim yang tidak jarang dilakukan sampai larut malam. Karena waktu itu sedang puasa, bisa dihitung kan berapa lama waktu istirahatnya? Untungnya waktu itu saya juga membawa Kayu Putih Aroma Lavender.
Jadi kalau mau merilekskan tubuh usai mandi sore, tinggal oles-oles Kayu Putih Aroma Levender di pergelangan tangan, pelipis maupun telapak kaki, lalu pijit-pijit sejenak. Saya sih nggak khawatir bakalan ada yang kebauan dengan Kayu Putih Aroma andalan saya ini. Gimana mau khawatir coba, orang Kayu Putih Aroma yang saya bawa aroma lavendernya nyegerin gitu. Yang ada malah jadi penolong saat ada yang kedinginan atau sedang tidak enak badan. Jadi meski mau konsolidasi bareng temen-temen desainer, kalau sedang butuh rileksasi tubuh ya tetep oles-oles si Kayu Putih Aroma Lavender.