Lihat ke Halaman Asli

Retno Septyorini

Suka makan, sering jalan ^^

Mengenal Legitnya Macau yang Kian Hari Kian Memukau

Diperbarui: 28 Desember 2017   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wonderful Macao (sumber: pixabay.com)

Ibarat kue, bagi saya Macao itu bak brownies keju bertopping almond. Salah satu camilan favorit saya yang sekali gigit bisa mencecap kombinasi rasa yang berbeda-beda tapi semuanya bikin bahagia. Begitu kira-kira Macao di mata saya.

Macao yang Multirasa

Wonderful Macao (sumber: pixabay.com)

Menurut banyak ulasan, berbagai papan informasi di Macao ditulis dalam dua Bahasa yakni Bahasa Tiongkok dan Portugis. Meski demikian ada pula yang menawarkannya dalam tiga Bahasa, termasuk Bahasa Inggris. Pasalnya selain menjadi bagian dari negara adidaya Tiongkok sana, Macao juga menawarkan citarasa Eropa yang begitu kental di berbagai sudut kota. Maklum saja kawasan berjuluk Pearl of The Orient ini memang pernah menjadi koloni Portugis selama ratusan tahun lamanya. Jadi jangan heran jika akulturasi budaya Asia Eropa menjadi daya tarik wisata tersendiri di "rumah" egg tart ini.

Jauh hari sebelum tatkala rute penerbangan Jakarta Macau masih harus ditempuh dengan transit di negara tetangga, ternyata Macao sudah menjadi incaran para wisatawan. Di Indonesia sendiri, Macao pernah diulas dalam sebuah program jalan-jalan di salah satu stasiun televisi nasional. Menariknya, host acara jalan-jalannya pakai kerudung. Jadi sembari berbagi cerita terkait wisata di Macao sana, ia juga membekali penonton dengan tips dan trik mengisi liburan dikala Ramadhan. Jadi fix banget lah ya, Macao bukan sekedar destinasi wisata hura-hura di meja kasino semata, tapi juga merupakan "rumah" yang ramah bagi wisatawan muslim. Pantas saja banyak sekali review positif dari para traveler usai berlibur di Macao.

Meski dulunya merupakan destinasi wisata alternatif saat berkunjung ke Hongkong, namun perlahan Macao mampu menunjukkan taringnya. Dilansir dari www.kemlu.go.id, tahun 2015 lalu wisatawan mancanegara yang berkunjung Macau menyentuh angka 30,71 juta jiwa. Jumlah yang tidak bisa dikesampingkan untuk ukuran sebuah destinasi wisata bukan? Sayangnya saya baru mengenal Macao melalui siaran televisi, video Youtube ataupun lembaran-lembaran ulasan yang ditulis di buku ataupun blog oleh reporter maupun para travel bloger yang sudah lebih dahulu menjelajah Eropanya Asia ini.

Egg Tart Khas Macao (sumber: pixabay.com)

Adalah Desi Anwar, salah satu reporter idola saya ini ternyata memasukkan ulasan berjudul "Mencicipi Makau" ke dalam salah satu karyanya berjudul "35 Tokoh dan 50 Tempat yang Menginspirasiku". Habis baca ulasannya, saya jadi penasaran dong sama resep warisan lezat ala Portugis yang tersaji dalam seporsi egg tart. Kalau kesampaian ke sana, semoga bisa mencicipi egg tart-nya Lord Stow's Bakery yang legendaris itu. Pengennya sih punya foto egg tart berlatar indahnya Macao dari atas kapal feri, katedral, klenteng ataupun kasino yang banyak terdapat di Macao. Aamiin....

Saking penasarannya saya dengan Macao, saya pun membeli buku berjudul "Cheating Hongkong & Macau" karya seorang traveler muda bernama Vicky Amin. Buku yang diluncurkan tahun 2015 ini menceritakan pengalaman Vicky menjelajah Macao dan Hongkong selama 9 hari dengan anggaran sebesar 5 jutaan saja. Cukup menarik bukan bisa menjelajah dua kawasan berbeda dengan budget yang tidak terlalu mahal.

Ada hal fundamental yang begitu menarik perhatian saya usai membaca ulasan Vicky Amin yang satu ini. Meski Vicky menempatkan Hongkong di awal judul, namun ulasan di 109 halaman pertama di buku ini malah bercerita tentang Macao, mulai dari ragam pilihan destinasi wisata yang ada di sana hingga tips dan trik menghemat biaya saat menjelajah kawasan yang dikenal luas dengan akulturasi budayanya ini. Tambah lagi deh review positif tentang Macao dari orang yang pernah berkunjung ke sana. Jadi makin penasaran dan kenceng deh usaha sekaligus doa biar suatu saat nanti bisa gantian memberi ulasan terkait seluk-beluk wisata di Eropanya Asia ini.

Impian Retno Jika Kesampaian ke Macao

Katanya hingga mulai bulan Desember hingga Februari nanti, Macao memasuki musim dingin. Bagi penduduk empat musim mungkin pembagian musim tersebut bukan menjadi hal yang mengesankan. Namun lain ceritanya bagi penduduk di negara tropis seperti saya, dimana negeri empat musim masih menawarkan daya pikat tersendiri. Jadi kalau ada rejeki dan kesempatan untuk berlibur ke Macao, kepinginnya bisa datang di luar musim panas. Biar cita-cita foto liburan ala Eropa plus pakai jaket tebal bisa terwujud nyata.

Sebagai penikmat sejarah, setidaknya ada tiga tempat wisata yang ingin saya kunjungi saat kesampaian sampai ke Macao. Pertama tentu menuju Macau Fisherman's Hub. Belum lengkap berkunjung Pearl of The Orient tanpa leyeh-leyeh di taman rekreasi Macao yang berbatasan langsung dengan Pearl River ini bukan? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline