Lihat ke Halaman Asli

Retno Septyorini

Suka makan, sering jalan ^^

Ajinomoto, Rahasia Dapur Ibu Dalam Membuat Masakan Lezat, Halal, Aman dan Bikin Ketagihan

Diperbarui: 9 Maret 2017   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buntil Daun Pepaya

“Walau pun banyak negeri kujalani, yang mahsyur permai dikata orang. Tetapi kampung dan rumahku, disanalah ku merasa senang”.

Penggalan lagu karya Ibu Sud ini rasa-rasanya tak hanya menggambarkan betapa Indonesia ibarat rumah yang begitu mengesankan, baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan yang pernah singgah di negeri cantik ini.

Ada begitu banyak hal yang membuat orang begitu senang, terkesan atau bahkan menjadi kerasan berada di Indonesia. Panorama alamya yang memukau mata, keramah-tamahan penduduknya hingga pesona kuliner yang tiada duanya mampu menyedot perhatian berbagai kalangan, tidak terkecuali mereka yang singgah barang sehari dua hari saja.

Saking lezatnya citarasa kuliner nusantara, tahun 2011 lalu tiga masakan khas Indonesia, rendang, sate dan nasi goreng masuk dalam ajang bergengsi CNN yang bertajuk “50 World’s Most Delicious Food”. Kala itu, rendang dan sate nangkringdi posisi dua teratas, sedangkan nasi goreng masuk dalam daftar ke-14 makanan paling lezat di dunia versi CNN.

Bersinarnya kuliner Indonesia tak berhenti sampai di sini. Tahun lalu, Indonesia memenangkan belasan penghargaan dalam World Halal Tourism Award 2016, dimana salah satunya merupakan kategori World Best Halal Culinary yang jatuh pada Propinsi Sumatera Barat. Selain itu, lezatnya kuliner Indonesia juga pernah menginspirasi salah satu wisatawan asal Norwegia, Kvitland dalam menciptakan lagu berjudul Nasi Padang. Video yang diunggah pada bulan Oktober 2016 tersebut telah ditonton lebih dai 1,5 juta kali.

Potret keberagaman Indonesia yang tersaji dalam aneka varian makanan ini tentu membawa berbagai dampak baik tersendiri bagi banyak pihak, tidak terkecuali mempererat jalinan kasih dalam ikatan keluarga. Sudah bukan rahasia lagi jika urusan perut menimbulkan buih-buih kasih yang tak akan usang dimakan waktu. Salah satunya adalah ungkapan cinta dari ibu yang diwujudkan dalam serangkaian menu.

***

Sejak kecil, keluarga kami terbiasa makan di rumah, apalagi kalau bukan menikmati masakan hasil kreasi ibu. Sayangnya dari tangan ibu hanya tercetus dua  varian rasa pada makanan yakni enak dan enak banget. Tak jarang ibu juga memperkenalkan kuliner ndesoyang rasanya tidak sekedar bikin ketagihan, namun segala prosesi memasaknya bisa menambah wawasan. Cerita pagi ini misalnya. Tatkala ibu berencana memasak sayur pondo kelapa, kami bertiga pun memulai pagi dengan bahu-membahu membuka pondo yang tidak lain merupakan kuncup teratas batang pohon kelapa. Ceritanya ada beberapa pohon kelapa yang sengaja ditebang untuk mengganti kayu atap rumah. Karena pohon sendiri, pondonya pun dibawa pulang ke rumah untuk dimasak.

Saya tidak ingat betul kapan terakhir menikmati lezatnya sayur lawas ini. Mungkin puluhan tahun lalu, sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Duh, ketahuan umurnya deh! Karena jarang-jarang dapat pondo, saya pun begitu antusias mengikuti kelas memasak pagi ini.

Setelah berhasil membuka beberapa lapisan pondo, akhirnya kami pun mendapati batang lunak pohon kelapa yang cukup besar. Selain berisi batang lunak, di dalam pondo juga terdapat bakal calon daun kelapa.

“Ini enak lho Nduk, gurih kaya kelapa”, kata bapak sembari mengambil sedikit bagian pondo lalu melahapnya begitu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline