Lihat ke Halaman Asli

Retno Septyorini

Suka makan, sering jalan ^^

Dengan Layanan 4G, Menyebarkan Kisah Inspiratif Terasa Begitu Mudah! Tinggal Klik, Beres!

Diperbarui: 9 Juli 2016   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Layanan 4G sangat membantu seseorang dalam berbagai keperluan, tidak terkecuali saat ingin berbagi cerita inspiratif. Kali ini saya akan bercerita kisah menarik tentang ide pasar murah berbasis kerakyatan yang dihelat di kampung saya pada hari Minggu, 03 Juli yang lalu.  Dulu imajinasi pribadi tentang pasar cukup identik dengan situasi yang tergolong kurang nyaman. Salah satunya adalah  kedatangan pengunjung yang membludak sehingga menyebabkan antrian panjang di kasir yang seringkali membuat kuwalahan, baik dari sisi panitia maupun dari sisi pengunjung pasar murah itu sendiri. Persis seperti perumpamaan ada gula ada semut. Gulanya sedikit, semutnya berjubel.

[caption caption="Contoh Produk yang Dijual di Pasar Murah"][/caption]

Namun anggapan tersebut mulai sirna ketika saya ikut membantu pelaksanaan pasar murah di kampung saya. Tidak hanya pelaksanaannya saja yang tergolong lancar, namun konsep pasar murah ini juga sangat unik. Semula saya kira pasar murah ini terselenggara atas bantuan pemerintah ataupun organisasi keagamaan yang eksis di kampung. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Ternyata pasar murah tersebut berkonsep kerakyatan: dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Keren deh! Yuk tengok lebih lanjut!

*Dananya diperoleh dari iuran warga*

Tahun ini adalah kali ke-4 dihelat pasar murah di kampung saya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pasar murah yang dihelat digelar di satu-satunya sekolah dasar (SD) di kampung saya. Entah mengapa saya cukup terkesima dengan konsep kerakyatan yang diusung dalam pasar murah di kampung saya ini. Di event tahunan ini saya membantu ibu untuk berjaga di salah satu stand sembako.

pasar-murah-1-5780fa265eafbdfb1218abe4.png

Ternyata dana pasar murah yang digelar pada hari Minggu, 03 Juli 2016 yang lalu tersebut didapatkan dari iuran rukun tetangga (RT) di kampung. Setiap RT menyumbang sekitar 300 ribu rupiah. Dana iuran ini didapat dari kas RT yang bersumber dari hasil jimpitan maupun alokasi dana lainnya. Karena di kampung saya ada 11 RT maka jumlah total dana yang terkumpul untuk pasar murah mencapai 3,3 juta rupiah. Dana tersebut kemudian dibelanjakan untuk membeli sembako dan keperluan lebaran lainnya seperti kue, sirup ataupun makanan ringan.

Ternyata dana yang sejujurnya tidak terlalu besar ini jika dikelola dengan baik ternyata dapat mendatangkan manfaat yang cukup signifikan lho! Minimal bagi masyarakat di sekitar kampung saya. Bagaimana tidak, selain dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi, acara pasar murah ini juga dapat dimanfaatkan warga untuk berburu aneka kebutuhan lebaran dengan harga yang sangat bersaing. Tinggal jalan ke SD, pilih, lalu beli sesuai dengan anggaran belanja dan kuota yang disediakan oleh panitia. Hemat bensin, tanpa biaya parkir pula. Begitu mudah dan irit. 

[caption caption="Bertemu Kawan Lama"]

[/caption]

Saat kerumunan warga mulai menyusut, tidak disangka-sangka saya dapat bertemu sahabat lama yang baru mudik dari Banyuwangi. Ternyata habis mudik tahun ini dia akan menyusul suaminya ke Australia. Sungguh moment reuni yang cukup unik, bertemu secara tidak sengaja di acara semacam ini.

*Sembako murah untuk warga*

[caption caption="Pengunjung Pasar Murah"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline