Lihat ke Halaman Asli

Ayu Safitri

Trainer dan Konsultan Homeschooling

Anak "Homeschooling" Tidak Bisa Sosialisasi? Mitos!

Diperbarui: 24 Maret 2018   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi.(SHUTTERSTOCK) | Sumber: Kompas.com

Saya dan praktisi homeschooling lain seringkali menghadapi orang-orang yang skeptis tentang kemampuan sosialisasi anak homeschooling. "Homeschooling? Sosialisasinya gimana?"

Untuk menjawab sikap skeptis tersebut, berikut saya berikan sedikit penjelasan agar kita mampu mengubah mindsetatau pandangan mengenai kemampuan sosialisasi anak-anak homeschooling.

Pertama, anak dari sekolah formal tidak selalu punya kemampuan sosialisasi yang baik.

Kalau Anda meragukan kemampuan sosialisasi anak homeschooling, pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri apakah anak dari sekolah formal juga selalu memiliki kemampuan sosialisasi yang baik?

Jawabannya tidak. Ada juga anak dari sekolah formal yang rendah diri, memiliki konsep diri negatif dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru.

Dan hal ini sebenarnya tergantung dari pola asuh orangtuanya.

  • Bagaimana orangtua menanamkan nilai dan prinsip hidup pada anak
  • Bagaimana orangtua merancang kegiatan belajar, bertemu orang-orang lintas usia
  • Bagaimana orangtua mengajarkan anak gabung komunitas dan belajar berteman secara mandiri

Kedua, sekolah justru sering mengkotak-kotakkan interaksi sosial anak.

Hal ini bisa Anda perhatikan dari pergaulan Anda dulu sewaktu sekolah dulu atau interaksi sosial anak-anak Anda sendiri.

Anak sekolah pada satu jenjang tidak berani bergaul dengan kakak kelasnya. Mereka merasa takut, minder dan mengaku menghormati seniornya. 

Anak-anak yang tergolong senior pun merasa gengsi jika harus bergaul dengan juniornya. Karena menganggap diri mereka memiliki otoritas lebih di sekolah.

Memang tidak semua anak sekolah tidak berani bergaul dengan senior dan gengsi di hadapan adik kelas. Tapi, praktik seperti ini sangat mudah ditemukan di sekolah-sekolah. Artinya, lebih banyak yang menjalankan budaya 'digencet senior' ketimbang yang tidak.

Ketiga, di sekolah kita tidak berteman dengan semua orang.

Coba Anda perhatikan budaya pergaulan di sekolah. Dari ratusan anak seangakatan Anda, apakah Anda berteman dengan semuanya? Jelas tidak.

Jangankan berteman, kenal saja tidak semuanya. Benar sekali! Kita tidak mengenal dengan baik semua teman kita dalam satu angkatan sewaktu sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline