Lihat ke Halaman Asli

Ayu Safitri

Trainer dan Konsultan Homeschooling

Mau Dibawa ke Mana Arah Pendidikan Anak Kita?

Diperbarui: 22 Maret 2018   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: abiummi.com

Sekolah tidak bisa dijadikan harapan di masa depan.

Apakah Anda setuju dengan ungkapan saya tersebut? Jika tidak, ijinkan saya memberikan sedikit penjelasan.

Semakin hari, praktik pendidikan di Indonesia makin memprihatinkan. Kompetensi anak-anak hanya diukur dan dinilai dari segi akademis. Kurikulum selalu diperbaiki dan sistem penentuan kelulusan juga terus dievaluasi.

Kalau dulu kelulusan hanya ditentukan oleh Ujian Nasional, sekarang tidak lagi. Untuk jenjang SMA misalnya, mereka harus menempuh paling tidak 2 kali ujian untuk mendapatkan pernyataan lulus atau tidak. 2 kali ujian tersebut antara lain; UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) dan USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional).

Tidak hanya itu, mereka juga harus mengikuti Ujian Praktek yang diselenggarakan sekolah. Beban 'menghafalkan' mereka juga bertambah tatkala anak-anak SMA ini ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Mereka harus bersiap mengikuti seleksi dari jalur pilihannya, seperti SNMPTN, SBMPTN atau melalui jalur PTN/PTS mandiri.

Sedangkan, untuk adik-adik kita yang masih di jenjang SD mereka harus mengikuti USBNdan US. Coba Anda perhatikan! Semua bentuk ujian itu hanya mengetes ranah kognitif seorang anak. Semua dinilai dengan cara seberapa banyak kamu tahu, mengerti dan hafal suatu materi.

Di sisi lain, masih ada banyak aspek dalam kehidupan manusia yang tidak digali. Karakter, moral, kepedulian dengan sesama, kemampuan melihat peluang, kemampuan berkomunikasi, potensi diri, hingga keterampilan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Semua hal penting itu seolah diabaikan.

*Dok. Pribadi

Manusia Tak Hanya Butuh Teori

Seorang anak setelah lulus sekolah, mereka akan berhadapan dengan kehidupan yang sebenarnya. Dalam menjalani hidup inilah, mereka membutuhkan bekal yang cukup.

Bekal dalam berjuang memerdekakan hidup itu bukan hanya teori! Bukan hanya materi akademis yang kita perjuangkan mati-matian waktu sekolah dulu.

Menjadi rajin dan pintar di sekolah memang baik. Mengajak anak menambah wawasan dengan beragam teori memang tidak buruk. Tapi, mereka juga butuh tahu 'bagaimana cara menggunakan teori itu dalam keseharian'.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline