Seminggu lalu, penulis mendapatkan pesan dari perwakilan masyarakat Indonesia di Montreal bahwa mereka mau melakukan flash mob sebagaimana trend yang terjadi di berbagai belahan dunia di kota-kota besar lainnya. Flash mob ini dilakukan dikarenakan kepedulian masyarakat yang peduli Indonesia, agar Indonesia dapat lebih maju, lebih tegas, dan lebih transparent dalam menjalankan pemerintahan, karena masyarakat Indonesia yang bermukim di luar Indonesia seperti di Canada tahu bagaimana kerasnya persaingan antar negara di era globalisasi ini.
Seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan secara tepat dan berusaha adil, dan mampu untuk mengeksekusi keputusan itu dengan memperhitungkan konsekuensi negative sekecil-kecilnya demi kepentingan bersama yang lebih luas, yaitu kepentingan masyarakat Jakarta dalam konteks ini diatas kepentingan sekelompok golongan. Kebetulan menurut penilaian masyarakat Indonesia yang bermukin di luar Indonesia, sosok itu lebih banyak ada di sosok pasangan calon Ahok Djarot.
Penulis tidak akan membahas pencapaian pasangan calon ini terlalu banyak, tapi akan langsung saja ke reportase proses pembuatan flash mob Ahok Djarot di Montreal, Canada, pada Minggu, 12 February 2017, waktu Montreal.
Proses Pembuatan Flash Mob
Hari Minggu dipilih karena pada hari Senin sampai Sabtu, masih banyak anggota masyarakat yang bekerja, sehingga hanya pilihan pada hari Minggu satu-satu nya hari yang memungkinkan dapat diikuti lebih banyak peserta. Pemilihan tempat baru diumumkan pada hari Jumat sore, yaitu di Place Ville Marie, di pusat kota Montreal. “Tolong datang jam 11:30 tepat, karena kita akan briefing dulu dan latihan dulu, sebelum pengambilan video”, demikian pesan yang penulis baca.
Hari Minggu, 12 February 2017, jam 11:45, penulis tiba di Place Ville Marie, yang lokasinya berdekatan dengan stasiun Metro McGill dan bahkan dapat terhubung dengan Montreal underground city Montreal.
Melalui lorong-lorong Montreal souterrain, penulis tiba dan melihat ciri khas yaitu baju kotak-kotak telah berkumpul di cafeteria Place Ville Marie, dan membahas bagaimana pengambilan gambar akan dilakukan. Saat briefing, dibagikan plakat bersimbol dua jari yang sudah disiapkan oleh penggagas acara. Support sign itu bercorak kotak-kota pula. Dijelaskan bahwa saat menari nanti, peserta akan mengacungkan pancarte de soutien selama flash mob.
Tepat jam 12, semua peserta mulai bergerak ke atap gedung untuk melakukan pengenalan lapangan. Kondisi saat itu sudah turun salju yang selembut kapas. Kondisi snowflakes ini tidak lebat, tetapi konstan.
Demikianlah di bawah kondisi flocons de neige, para peserta tetap semangat beraksi, di bawah kondisi minus 8 C. Kondisi angin yang cukup sepoi membuat sengatan di kulit menjadi seperti minus 12 C. Di atap gedung Place Ville Marie, terdapat air mancur, dimana pancuran airnya sebagian terlihat sudah membeku diterpa cuaca dingin Canada yang sudah terkenal ekstrim itu.
Action
Di atap gedung, peserta melakukan beberapa kali latihan, sebelum pengambilan gambar final. Langsung saja mari kita saksikan aksi para peserta di saat latihan dan pengambilan video final ini.
Saat latihan ini, terlihat ada beberapa peserta yang datang terlambat, mereka segera bergabung sehingga jumlah peserta menjadi lebih besar.
Dalam waktu 20 menit, ternyata salju yang turun semakin lebat. Jari jemari yang digunakan untuk mengambil foto hampir tidak dapat merasakan apa-apa lagi, segera penulis memakai sarung tangan sebelum jari-jemari terkena frostbite.
Setelah kurang lebih empat atau lima kali pengambilan video, akhirnya sesi flashmob AhokDjarot dari Montreal berakhir. Sebelum mengakhiri, para peserta mengambil foto bersama.
Demikian laporan reportase dari Montreal, Canada. Walaupun para peserta tidak dapat ikut mencoblos, tetapi sebagian besar pernah tinggal di Jakarta, dan mereka tetap peduli untuk memberikan dukungan moral kepada para pasangan calon yang dinilai terbaik dapat memimpin Jakarta dengan hati, dengan tegas, dan manusiawi untuk Jakarta kota kita bersama.
Apapun pilihan anda, selalu utamakan persatuan dan kesatuan. Jangan habiskan energy untuk hal-hal yang berpotensi merusak kebhinnekaan. Saling membuka pintu maaf, dan mau menerima masukan untuk merubah hal-hal yang kurang berkenan bagi pihak lain, tentunya akan membuat suasana kondusif, baik di tingkat kota, ibukota, maupun di tingkat negara. Semoga para pemimpin di level atas juga dapat bijak membiarkan para calon bersaing secara sehat, tidak perlu memberi komentar yang memihak. Akhir kata, selamat memilih kepada para pembaca di Jakarta yang bisa memilih.
Salam untuk Jakarta yang damai, aman dan sejahtera.