Halo sobat Kompasianer, kembali lagi bersama saya Lio Marcelino, hari ini saya akan menyinggung tentang pelajaran matematika, eitss tapi saya bukan mau mengajarkan kalian pelajaran matematika ya, lebih tepatnya di artikel saya kali ini saya akan membahas pentingnya matematika ketika diajari sejak masih dini. Yaudah kalau begitu langsung saja yuk simak pembahasan saya berikut ini.
Jadi baru-baru ini berita yang lagi viral itukan mengenai salah satu program presiden ke-8 RI bapak Prabowo Subianto yaitu memperkenalkan matematika sejak masih TK atau bisa dibilang mengajarkan matematika sedari anak masih TK, nah lalu yang ingin saya soroti di sini adalah apakah itu penting dan bisa efektif dalam pendidikan anak TK?
Jawabannya ya jelas penting dong matematika itu diajarkan kepada seseorang sejak masih dini lebih tepatnya di sini konteksnya ketika masih TK, alasannya karena matematika itu bukan hanya sekadar kumpulan angka dan rumus, melainkan fondasi penting bagi keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
Lalu apakah pelajaran matematika yang diajarkan sejak dini bisa menjadi program yang efektif untuk mengatasi permasalahan numerasi di Indonesia? Apalagi mengingat bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pendidikan matematika.
Berdasarkan hasil PISA tahun 2018, skor rata-rata matematika siswa Indonesia berada di peringkat 72 dari 78 negara dengan skor 379, jauh di bawah rata-rata negara anggota OECD dengan skor 489. Ini menandakan bahwa banyak siswa belum mencapai penguasaan konsep dasar matematika yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Bagi yang tidak tahu PISA merupakan studi penilaian tingkat internasional yang diselenggarakan oleh organisasi OECD untuk mengevaluasi sistem pendidikan di dunia dengan mengukur performa akademik pelajar sekolah berusia 15 tahun pada bidang matematika, sains, dan literasi membaca.
Kemudian menurut TIMSS tahun 2019 juga menunjukkan lebih dari 30 persen siswa Indonesia tidak mencapai tingkat kompetensi minimum dalam matematika. Buat yang tidak tahu TIMSS itu singkatnya ialah penilaian internasional akan pengetahuan matematika dan sains dari para pelajar di berbagai belahan dunia.
Faktor-faktor yang menjadi kendala bagi pendidikan matematika di Indonesia:
1. Pelajaran matematika di Indonesia cenderung lebih fokus terhadap pada hafalan dan teori ketimbang fokus terhadap praktik penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang berguna sebagai solusi kepada masalah yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari kita.
2. Metode pembelajaran matematika yang dibawakan oleh sebagian guru kurang menarik dan interaktif sehingga terkesan kaku dan membosankan.
3. Selain para tenaga pendidik atau guru mengalami tantangan gaji yang rendah, Kebanyakan guru di Indonesia juga mengalami tantangan serius dalam kualitasnya, seperti belum mendapatkan pelatihan berkelanjutan yang memadai untuk menggunakan metode interaktif dan inovatif seperti CPA atau pembelajaran kontekstual ala Finlandia.