Halo sobat Kompasianer, kembali lagi bersama saya Lio Marcelino, jadi sekarang baru-baru ini saya sempat melihat berita bahwa Israel itu menyerang 2 personel TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB sementara di Lebanon atau disebut UNIFIL. Oke langsung saja tanpa berbasa-basi yuk kita sama-sama bahas tragedi ini!
Jadi UNIFIL mengatakan bahwa sebuah tank milik Israel telah menembaki sebuah menara pengawas di markas utama pasukan UNIFIL di Naqoura pada Kamis dan serangan tersebut pun mengenai menara tersebut sehingga menyebabkan dua pasukan penjaga perdamaian jatuh dari sana yang mana dua pasukan penjaga perdamaian tersebut berasal dari Indonesia alias mereka ini merupakan TNI yang ditugaskan untuk menjadi pasukan perdamaian PBB UNIFIL.
Pasukan Israel juga menembaki posisi di dekat TKP yang pada akhirnya merusak kendaraan dan sistem komunikasi dan pada hari Rabu Israel juga sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera yang memantau area tersebut.
Israel mengatakan pasukannya yang beroperasi pada Kamis di dekat pangkalan UNIFIL di Naqoura bahwa mereka telah menginstruksikan pasukan PBB di area tersebut untuk tetap berada di tempat yang terlindungi, kemudian IDF melepaskan tembakan.
Lalu UNIFIL yang telah diberi mandat oleh Dewan Keamanan PBB untuk membantu tentara Lebanon menjaga wilayah selatan negara itu bebas dari senjata dan personel bersenjata selain milik negara Lebanon itu sendiri malah mereka diserang oleh pasukan IDF. Kemudian hal itu telah memicu ketegangan dengan Hizbullah yang secara efektif mengendalikan area tersebut.
Hizbullah yang didukung Iran telah saling tembak dengan Israel sejak 8 Oktober 2023, sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas yang menurut mereka adalah militan-militan atau pejuang-pejuang Palestina yang membela haknya untuk menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Namun pertempuran telah meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu terakhir, dengan Israel meningkatkan serangannya dan melakukan serangan darat di sepanjang perbatasan pegunungan antara Israel dan Lebanon.
Sekarang bagaimana respon pemerintah Republik Indonesia terhadap tragedi tersebut? Jadi pemerintah Indonesia mengecam keras aksi Israel yang menembak markas misi perdamaian PBB tersebut. Hal ini telah disampaikan sendiri oleh Menteri Luar Negeri kita yaitu bu Retno Marsudi.
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personil pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia. Dua prajurit TNI yg tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura," katanya.
Bu Retno mengatakan bahwa kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik. Luka yang dialami dua personel tersebut berasal dari luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF.
Adapun bu Retno sudah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda Force Headquarter Support Uni (FHQSU).